Jumat 25 Sep 2020 20:25 WIB

Masker Anti Virus vs Masker Scuba

Masker Zoya Viroblock menjadi solusi terbaik.

Masker Zoya Viroblock
Foto: istimewa
Masker Zoya Viroblock

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejak pemerintah Republik Indonesia dan organisasi kesehatan dunia WHO melarang penggunaan masker scuba, muncul beragam polemik di masyarakat. Di tengah polemik itu, Zoya bekerjasama dengan HEIQ Swiss mengeluarkan masker berteknologi Viroblock yang mampu menangkal Virus Sars COV-2 (Covid-19).

Kemampuna masker Viroblock telah teruji dengan test ASTM F2101 yang efektif 99,9 persen menangkal Covid-19. Sebelum mengupas keunggulan masker Viroblock, mari kita sedikit kupas alasan larasang masker scuba.

Masker scuba memiliki tingkat efektifitas hanya berkisar 0-5 persen. Karenanya, yang disarankannya adalah masker kain dengan keefektifan berkisar antara 50-70 persen. Masker scuba merupakan jenis kain double knit yang kuat tetapi cukup ringan, dengan nama lainnya yaitu neophrene atau polychloroprene.

Disebut scuba karena populer digunakan sebagai bahan pakaian untuk para penyelam scuba. Sementara WHO menentukan standar pemakaian masker kain dengan tiga lapis. Lapis terdalamnya menggunakan bahan hidrofilik, seperti katun atau campuran katun, lapisan tengah menggunakan bahan hidrofobik dari bahan tenun sintetis yang bertujuan untuk memfiltrasi dan menahan droplet, dan lapisan luarnya menggunakan bahan hidrofobik seperti bahan polipropilen, polyester atau keduanya.

Dalam urusan menangkal virus corona, yang paling efektif adalah masker bedah yang mampu menangkal partikel berukuran 0,02 mikron. Masker bedah biasa dipakai oleh dunia medis dan mempunyai tiga lapis. Meskipun efektif untuk menangkal virus Corona, namun karena persediaannya semakin menipis, maka masker bedah lebih diutamakan untuk melindungi para tenaga medis.

Nah, alternatif yang lebih tepat lagi adalah masker Viroblock. Masker terbitan Zoya dan HEIQ itu teruji mampu membunuh virus. Dikutip dari heiq.com, bahan Heiq Viroblock NPJ03 merupakan teknologi cerdas tekstil Swiss yang ditambahkan ke kain selama tahap akhir proses pembuatan tekstil tersebut.

Teknologi viroblock pertama kali dikembangkan pada masa krisis virus Ebola tahun 2013. Masker FFP2 kelas 1 medis yang digunakan selama krisis di Afrika itu, telah diuji kembali, dan kinerja antimikroba tidak berubah walaupun telah disimpan selama tujuh tahun.

Masker Zoya Viroblock dirancang untuk menghambat pertumbuhan dan persistensi bakteri, dan virus yang menyelimuti permukaan kain. Ini merupakan kombinasi yang unik dari teknologi perak bekerja dengan efisien  untuk menghancurkan virus dalam hitungan menit.

Dari paparan tersebut, saatnya kini beralih menggunakan masker Zoya Viroblock, yang dengan teknologinya efektif menangkal virus Corona. Dengan memakai masker Zoya Viroblock, setidaknya akan membantu terjaganya persediaan masker bedah yang sangat dibutuhkan tenaga medis.

Untuk mendapatkannya, Anda dapat membelinya di toko Zoya terdekat di kota Anda, atau dapat memesannya melalui online di www.zoya.co.id.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement