Jumat 25 Sep 2020 17:56 WIB

Jumlah Muslim Eropa-Amerika Serikat Naik, Ini Momentumnya

Jumlah umat Islam di Amerika Serikat dan Eropa semakin bertambah.

Jumlah umat Islam di Amerika Serikat dan Eropa semakin bertambah.  Ilustrasi umat Islam.
Foto: Antara/Retno Esnir
Jumlah umat Islam di Amerika Serikat dan Eropa semakin bertambah. Ilustrasi umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam 30 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di seluruh dunia telah meningkat pesat. Data statistik yang dikeluarkan Pew Research Center, menunjukkan, pada 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu dari empat penduduk dunia beragama Islam.

Dalam studinya yang berjudul Memetakan Populasi Muslim Global: Sebuah Laporan Tentang Jumlah dan Distribusi Populasi Muslim Dunia, Pew Research Center ini mengindikasikan bahwa seperlima kaum Muslim (300 juta) tinggal di negara-negara non-Muslim. Populasi Muslim minoritas di sana sering kali cukup besar.

Baca Juga

Hasil studi yang dirilis awal Oktober 2009 ini juga menemukan bahwa Eropa memiliki sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total populasi benua tersebut. Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Rusia memiliki lebih dari 20 juta Muslim, dan terbesar di Eropa. Menurut studi tersebut, Jerman memiliki pemeluk Muslim sebanyak 4,5 juta, Prancis sebesar 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar dua juta orang, dan Italia sebanyak 1,3 juta jiwa.

Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia, Belanda, dan Swiss. Namun demikian, jumlah ini diperkirakan bertambah lagi. Sebab, sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut mencapai 25 juta jiwa, atau sekitar 18 persen dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa. Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 4,6 juta Muslim berada di Benua Amerika.

Di negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta orang. Bahkan, di lokasi sekitar reruntuhan World Trade Center (WTC) itu akan di bangun sebuah Masjid. Sementara itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan Argentina. Umat Islam di negara tersebut mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk Islam terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di Benua Amerika.

Data yang disampaikan pihak Pew Research Center mengenai populasi Muslim di Barat, terutama di Eropa dan Amerika Serikat itu bertolak belakang dengan perhitungan yang biasanya dilaporkan organisasi-organisasi Muslim di kawasan-kawasan tersebut. Muslim di Amerika Serikat, misalnya, secara umum diyakini berjumlah lebih dari tujuh juta, sementara Prancis lebih dari enam juta.

Faktor pemicu peningkatan umat Islam yang demikian pesat itu, karena makin muncul kesadaran bagi warga Eropa dan Amerika untuk mempelajari Islam. Setelah serangan terhadap WTC pada11 September 2001, ketertarikan secara alamiah, telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam.   

Menurut laporan surat kabar Times, setelah peristiwa 11 September, agama Islam mendapatkan perhatian besar dari kalangan warga kulit putih Inggris yang berekonomi kuat dan berpendidikan.

Peristiwa itu, bukannya membuat makin besar stigma negatif, tetapi makin menambah jumlah anak-anak muda dan peneliti yang termotivasi untuk mempelajari Islam. Bahkan, mereka makin tertarik dan Akhirnya memeluk Islam. Surat kabar Times melaporkan, Islam bukanlah sesuatu yang garang seperti dituduhkan selama ini. Islam justru menunjukkan wajah aslinya yang santun, damai, toleran, dan menghargai setiap perbedaan. 

Di Belgia, agama Islam terus menunjukkan eksistensi yang semakin kuat, walaupun kebencian terhadap umat Islam sudah tak lagi sebatas retorika, kebijakan, atau kecaman, melainkan mengarah pada kebencian dan Islamophobia. Di negara berpenduduk 10 juta jiwa itu kini menjadi tempat bermukim sekitar 628.751 umat Muslim, atau enam persen dari populasi. Jumlah pemeluk Islam yang terus berkembang, menyebabkan perubahan secara demografi. 

Di banyak wilayah, penduduk Muslim sudah lebih banyak ketimbang pemeluk Kristen Protestan dan Yahudi. Majalah terkemuka L’Express memprediksikan, bahwa dalam 20 tahun ke depan, Islam bisa menjadi agama dominan di ibu kota Brussel, Belgia. Para sosiolog di Belgia mencatat, pada awal tahun 2000, jumlah umat Muslim di kota itu mencapai 17 persen dari populasi. 

Tapi pada  2008, menurut Oivier Servais, dari Laboratory for Prospective Anthropology di UCL, angkanya sudah mencapai 33,5 persen dari populasi, naik hampir dua kali lipat. Di kota ini, sebanyak 33,5 persen penduduknya atau sekitar 350 ribu orang dari 1,1 juta jiwa, memeluk Islam.

Di Swedia, jumlah pemeluk Islam juga terus bertambah. Ketika tersebarnya gambar-gambar yang menghina Nabi Muhammad SAW, justru pada waktu yang bersamaan ribuan penduduk Swedia masuk Islam. Sekitar 15 ribu penduduk asli Swedia menyatakan masuk Islam setelah peristiwa pelecehan tersebut. 

Mereka berusia antara 20 sampai 40 tahun. Di benua Amerika, seperti Argentina dan Brasil juga demikian. Tudingan miring sebagai pelaku terorisme global, tak menyurutkan warga Argentina dan Brasil untuk memeluk Islam. Mereka menyadari, bahwa apapun agamanya, tak ada yang mengajarkan kekerasan. Individulah yang berbuat kerusakan. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement