Jumat 25 Sep 2020 17:37 WIB

Bupati Malang Dorong Petani Agar Lebih Produktif

Terdapat upaya yang perlu dilakukan dalam memajukan pertanian di Kabupaten Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Petani memanen sayuran sawi di sentra produk hortikultura di Pakis, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/8/2020). Kementerian Pertanian akan menggenjot produksi tanaman hortikultura untuk menjaga tren pertumbuhan positif sektor pertanian di kuartal III 2020.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Petani memanen sayuran sawi di sentra produk hortikultura di Pakis, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/8/2020). Kementerian Pertanian akan menggenjot produksi tanaman hortikultura untuk menjaga tren pertumbuhan positif sektor pertanian di kuartal III 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Bupati Malang, M Sanusi mendorong para petani agar lebih meningkatkan produktivitasnya. Kinerja pertanian harus bisa lebih baik meski berada di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Sanusi, terdapat beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam memajukan sektor pertanian di Kabupaten Malang. Sektor tersebut setidaknya harus mampu berintegrasi dengan pembangunan lainnya. "Seperti perkebunan, peternakan, dan perikanan," kata Sanusi di Balai Desa Sukodono, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Kamis (24/9).

Dengan upaya-upaya tersebut, Sanusi berharap, pertanian mampu menjadi basis perekonomian masyarakat Kabupaten Malang. Kemudian dapat memberikan dampak positif terhadap sektor-sektor lainnya. Beberapa diantaranya seperti sektor industri pengolahan, perdagangan dan pariwisata.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo menilai bisnis pertanian masih tetap menjanjikan di tengah pandemi Covid-19. Komoditas-komoditas pertanian dianggap masih mampu memakmurkan masyarakat saat ini.

Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara termasuk Indonesia masih dalam angka yang cukup mengkhawatirkan. Terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi Indonesia berada di 0,05 persen pada Agustus lalu. "Yang meningkat itu cuma pertanian, 16,4 persen pertumbuhannya. Ini luar biasa," ungkap Syahrul di Desa Wonorejo, Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Syahrul memprediksi kondisi ekonomi global termasuk Indonesia akan melemah selama beberapa bulan ke depan. Namun, dia meyakini, hal ini tidak akan terjadi di dunia pertanian. Sebab, komoditas pertanian tetap diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari.

"Kalau mau beli kipas angin terpaksa karena terlalu panas, buka saja jendela. Nanti kasih pakai minyak kayu putih saja supaya serangga bisa hilang. Dan tahu yang tidak bisa ditunda? Itu adalah lapar. Kalau begitu pertanian bisnisnya tetap terbuka," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement