Jumat 25 Sep 2020 07:46 WIB

Kalifornia akan Hentikan Penjualan Kendaraan Konvensional

Pelarangan penjualan mobil konvensional akan mulai diterapkan pada 2035.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengisian energi listrik pada mobil tenaga listrik (ilustrasi)
Foto: revisionenergy.com
Pengisian energi listrik pada mobil tenaga listrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA--Kendaraan konvensional atau kendaraan internal combustion engine (ICE) dianggap kurang ramah lingkungan. Oleh karena itu, sejumlah wilayah pun mendukung peralihan sistem transportasi berbasis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Dilansir dari Car and Driver pada Kamis (24/9), salah satu wilayah yang tegas memberikan dukungan pada EV adalah Kalifornia. Bahkan, salah satu negara bagian di Amerika Serikat itu juga akan melarang penjualan kendaraan ICE agar masyarakat memiliki alasan kuat untuk beralih pada kendaraan yang lebih hijau.

Baca Juga

Pelarangan itu akan mulai diterapkan pada 2035. Oleh karena itu, California Air Resources Board (CARB) pun tengah merancang regulasi yang mewajibkan agar seluruh kendaraan penumpang merupakan kendaraan tanpa emisi.

Sebagai salah satu negara bagian yang paling terdepan, Kalifornia pun jadi negara bagian pertama di AS yang mewujudkan larangan ini sebagai sebuah regulasi. Setelah regulasi ini diterapkan pada kendaraan penumpang, selanjutnya regulasi serupa pun akan diterapkan untuk kendaraan komersial pada 2045.

Regulasi seperti ini tentu menjadi angin segar bagi pelaku industri EV. Selain itu, masyarakat yang berwawasan lingkungan pun layak untuk merasa lega karena regulasi ini otomatis membuat harga EV akan semakin tertekan karena adanya peningkatan volume penjualan.

Selain di luar negeri, Indonesia pun saat ini terus bersiap untuk menyambut kehadiran EV. Saat ini seluruh stakeholder pun terus menyiapkan pondasi bagi kehadiran EV. Salah satu stakeholder yang telah mengambil kuda-kuda adalah PT Pertamina (Persero).

Mengingat, perusahaan yang tadinya dikenal bergerak dalam sektor minyak dan gas (migas) ini juga telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan energi. Unit Manager Communication Relations & CSR Marketing Operation Region III Pertamina, Eko Kristiawan mengatakan, sebagai sebuah perusahaan energi, maka kini Pertamina memiliki cakupan unit bisnis yang lebih luas.

"Hal itu pun mendorong kami untuk beradaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Termasuk dalam hal perkembangan EV. Mengingat, EV adalah keniscayaan dan merupakan sistem kendaraan masa depan yang menunjang tercapainya lingkungan hidup yang lebih baik," Eko dalam diskusi virtual interaktif MOR III bersama Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) pada pertengahan September lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement