Jumat 25 Sep 2020 01:07 WIB

Pusat Kebugaran Jadi Ruang Aman Bagi Perempuan Afghanistan

Kelompok perempuan prihatin dengan pembatasan hak-hak di Afghanistan.

Red: Nur Aini
Perempuan Afghanistan
Perempuan Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Di Provinsi Kandahar, Afghanistan selatan, pegiat hak asasi Maryam Durani menemukan satu gerai baru buat kegiatan advokasinya yang sudah berlangsung beberapa dasawarsa.

Durani, 36 tahun, merupakan aktivis yang gigih memperjuangkan hak-hak perempuan di benteng kalangan konservatif itu. Di wilayah tersebut, kelompok militan Taliban memiliki pengaruh besar dan mengambil sikap kolot terhadap kedudukan perempuan yang sebagian besar mengenakan burka di tempat umum.

Baca Juga

Durani mengelola stasiun radio untuk perempuan dan telah berkiprah pada dewan provinsi dan diganjar International Women of Courage Award oleh Michelle Obama pada 2012. Tahun lalu, ia beralih strategi untuk membuka tempat kebugaran khusus perempuan, yang menyedot sekitar 50 pengunjung perempuan setiap hari.

"Reaksi para perempuan ini sangat positif karena mereka membutuhkannya," katanya usai berlatih bersama sekelompok klien. "Yang mengganggu saya adalah reaksi para pria...yang menanggapi secara negatif klub kami dan bahkan mencemooh saya sebab mereka menganggap klub kami bertentangan dengan Syariah."

Dengan perjanjian penarikan pasukan yang diteken oleh Amerika Serikat dan Taliban, yang mengobarkan perang berdarah-darah selama 19 tahun, banyak perempuan di Afghanistan khawatir kelompok militan itu mungkin menerapkan pengaruhnya melalui jalur-jalur resmi politik. Ketika Taliban menguasai negara itu antara 1996 dan 2001, mereka melarang pendidikan bagi perempuan dan melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa ditemani pria anggota keluarga.

Kelompok itu mengatakan pihaknya telah berubah tetapi banyak perempuan meragukan pernyataan itu.

"Keprihatinan saya satu-satunya adalah pandangan mereka tentang hak-hak perempuan dan kebebasan dan pembatasan apa yang akan mereka berlakukan pada saya," kata Durani.

Untuk saat ini, fokus Durani adalah melayani puluhan perempuan yang datang ke klub itu, yang ia gambarkan sebagai satu masyarakat lintas kelompok yang meliputi ibu rumah tangga dan perempuan yang bekerja di luar rumah.

"Keinginan satu-satunya saya adalah dipandang sebagai seorang manusia di masyarakat ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement