Kamis 24 Sep 2020 18:53 WIB

Padi Rendah Emisi Jadi Unggulan Pertanian Rendah Karbon

Capaian target produksi diprioritaskan pada optimalisasi penggunaan lahan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Pengembangan padi Ciherang yang memiliki aroma wangi.
Foto: Humas Balitbangtan.
Pengembangan padi Ciherang yang memiliki aroma wangi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim sehingga adaptasi dengan menggunakan teknologi rendah karbon menjadi prioritas. Penggunaan varietas padi rendah emisi menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target penurunan emisi 29 persen pada 2045.

Peneliti Balai Penelitian Tanah Balitbang Kementan Dr Ir Al Dariah menjelaskan, pengembangan varietas padi rendah emisi CH4 dan berproduksi tinggi telah terbukti berhasil menurunkan emisi. Contoh varietas padi rendah emisi yang dikembangkan Balitbang adalah padi ciherang.

Padi ciherang saat ini sudah digunakan oleh 80 persen petani di seluruh Indonesia. "Hasil perhitungan capaian penurunan emisi kementerian pertanian 2019 tertinggi berasal dari padi rendah emisi ini. Ini sebagai bukti bahwa padi tersebut sudah banyak diimplementasikan di lapangan," ujar Al Dariah dalam diskusi Webinar Low Carbon Development Indonesia (LCDI) 'Inovasi Teknologi Berbasis Rendah Karbon di Bidang pertanian', Kamis (24/9).

Al Dariah menjelaskan, Kementan telah mengembangkan berbagai adaptasi teknologi yang dapat menekan emisi gas rumah kaca. Pilihan adaptasi diprioritaskan pada tindakan yang mampu menghasilkan co-benefit atau prioritas pertanian sejalan dengan kesepakatan global.

Pilihan inovasi teknologi rendah karbon adalah inovasi teknologi ramah lingkungan yang rendah emisi dan mendukung stabilitas dan peningkatan produksi dan produktivitas. Capaian target produksi diprioritaskan pada optimalisasi penggunaan lahan, dan ekstensifikasi dilakukan pada lahan bercadangan karbon rendah. "Itu semua menjadi target sektor pertanian dalam perubahan iklim," kata Al Dariah.

Untuk sektor pertanian, inovasi teknologi yang telah dilakukan selain pengembangan varietas padi rendah emisi adalah dengan melakukan pengelolaan tanaman padi hemat air, pengaturan penggenangan intermitten, dan sistem perairan macak-macak yang dilakukan pengelolaan pertanian terpadu.

 

Berbagai inovasi teknologi tersebut diharapkan dapat mendorong optimalisasi lahan, mengingat saat ini masih banyak sawah dengan indeks pertanaman yang rendah. "Jika optimalisasi berhasil, ekspansi untuk memperluas lahan bisa ditekan karena produktivitas sudah relatif tinggi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement