Kamis 24 Sep 2020 18:44 WIB

PJB Tingkatkan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan

PJB akan memperluas co-firing ke 11 PLTU miliknya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memeriksa salah satu katup pembuangan gas uap buangan PLTU (ilustrasi). PT PJB menegaskan komitmennya mendukung langkah pemerintah meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Petugas PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memeriksa salah satu katup pembuangan gas uap buangan PLTU (ilustrasi). PT PJB menegaskan komitmennya mendukung langkah pemerintah meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menegaskan komitmennya mendukung langkah pemerintah meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). 

Kepala Bidang Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan PT PJB, Ardi Nugroho mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan PJB adalah memperluas co-firing. Yaitu proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batu bara.

Baca Juga

PT PJB mulai melakukan go live co-firing biomassa sejak 10 Juni 2020 di unit pembangkit Paiton. "PJB juga melakukan uji coba di 11 PLTU lain di seluruh Indonesia," kata Ardi pada Webinar bertema Efektivitas dan Potensi Biomassa Program Co-Firing Pembangkit yang diselenggarakan PT PJB, Kamis (24/9).

Khusus untuk PLTU Paiton saat ini sudah memasuki fase komersial. Berikutnya PJB akan melakukan uji coba di PLTU Bolok, PLTU Tembilahan, PLTU Pulang Pisau, dan PLTU Bangka.

Ardi mengungkapkan, kendala utama pembangkit biomassa untuk pembakit skala besar adalah masalah ketersediaan pasokan bahan mentah biomassa. Sejak go live co-firing biomassa diterapkan, total penggunaan serbuk kayu mencapai lebih dari 3.800 ton dengan total energi hijau yang dibangkitkan sekitar 4.000 MWH.

Serbuk kayu (sawdust) adalah biomassa dari sumber alami. Adapun yang digunakan di PLTU Paiton 1-2 adalah dari limbah industri kayu. Biomassa serbuk kayu termasuk netral karbon, tidak menambah jumlah karbon di udara.

"Ditinjau dari aspek lingkungan Inovasi Implementasi Co-firing Biomassa Serbuk Kayu di PLTU Paiton mampu menurunkan Baku Mutu Emisi dan mendukung bauran energi EBT," ujar Ardi.

Peneliti pada Pusat Penelitian Energi Berkelanjutan Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Ary Bachtiar Krishna Putra mengatakan, dibandingkan energi terbarukan lainnya, biomassa mampu menyediakan basis energi terbarukan secara lebih hemat serta memiliki banyak manfaat sosial.

Di antaranya yaitu penggunaan biomassa mendukung pengurangan bahan bakar berbahaya dan hutan yang sehat. "Kemudian mengurangi material limbah yang dibuang di tempat pembuangan sampah, meningkatkan kualitas udara, pengurangan gas rumah kaca serta dapat mengurangi biaya transportasi karena didapatkan dari wilayah sekitar," kata Ary.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement