Kamis 24 Sep 2020 17:10 WIB

EFL Frustrasi Atas Penundaan Suporter Datang ke Stadion

Pemasukan dari tiket sangat diharapkan.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketua EFL, Rick Parry mengungkapkan frustasi organisasinya atas keputusan penundaan penonton ke tempat olahraga. Dia telah meminta kejelasan tentang masalah itu pada pemerintah Inggris.

Sebanyak 72 klub yang berpartisipasi pada liga kasta ketiga Inggris itu berharap untuk menyambut kembali penggemar dengan menggunakan jaga jarak sosial pada awal bulan depan. Namun rencana itu dibatalkan menyusul pengingkatan jumlah penyebaran infeksi virus corona di Inggris.

Dilansir dari laman Independent, Kamis (24/9) setidaknya klub akan kehilangan 200 juta pound setiap hari pertandingan. Jumlah tersebut akan terus meningkat jika seluruh musim 2020/2021 harus digelar secara tertutup.

Pembicaraan pun digelar dengan Liga Premier mendukung keuangan klub EFL. Parry menyebut dia tetap optimis bisa menemukan solusi.

"Selama berbulan-bulan kami telah membantu pemerintah untuk merancang, menyempurnakan, dan menguji coba protokol stadion yang ketat yang dirancang untuk menjaga keamanan para pendukung," kata Parry.

Dia menyebut pertandingan sepak bola menjadi salah satu area yang paling banyak diatur dalam manajemen kerumunan tersebut. Dan setiap pendukung yang menghadiri pertandingan, termasuk EFL, jumalhnya akan berkurang dan diminta untuk mematuhi jaga jarak sosial.

"Oleh karena itu kami sangat frustasi karena tidak bisa emlanjutkan rencana itu dan kami mengumpulkan bukti untuk menunjukkan bahwa orang dapat kembali dengan selamat setelah menonton sepak bola. Mengingat selama ini penonton menjadi tulang punggung finansial atas klub EFL," tegasnya.

"Ini masalah yang mendesak. kami sekarang perlu memahami roadmap pemerintah dalam mendapatkan pendukung kembali ke stadion segera setelah dianggap aman untuk melakukan itu," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement