Kamis 24 Sep 2020 16:30 WIB

Okupansi Turun, Hotel Indonesia Siapkan Strategi Ini

Tingkat okupansi Hotel Indonesia Natour pada kuartal III hanya sebesar 27,3 persen.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (Persero), Iswandi Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hotel Indonesia Natour (Persero) atau HIN menyebut okupansi kamar hotel mengalami penurunan tajam akibat pandemi Covid-19. Direktur Utama PT HIN Iswandi Said menilai pandemi seperti ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

"Tahun ini tahun musibah buat HIN. Tadinya kita bermimpi, 2021 tahun keemasan di mana kinerja HIN meningkat tajam, tapi di Februari terjadi Covid-19 sehingga okupansi turun sangat signifikan dibanding 2019," ujar Iswandi saat Ngopi BUMN bertajuk "BUMN Bahu-Membahu Atasi Covid-19" di Jakarta, Kamis (23/9).

Baca Juga

Iswandi memerinci tingkat okupansi kamar HIN pada kuartal pertama hanya sebesar 38,9 persen atau turun dibandingkan tahun lalu yang sebesar 61,6 persen. Pun dengan kuartal II yang sebesar 26 persen atau turun dibandingkan kuartal II 2019 yang sebesar 66,1 persen; serta kuartal III tahun ini yang sebesar 27,3 persen atau turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 68,9 persen.

Kondisi ini mengakibatkan pendapatan kamar hotel yang berada di bawah naungan HIN pada 2020 turun sebesar 37 persen pada kuartal I, 65 persen pada kuartal II, dan 70 persen pada kuartal III dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

"Padahal kuartal III ini hotel sedang peak season, tapi karena Covid-19 kita catatan kerugian," ucapnya.

Iswandi menyebut tamu hotel yang datang selama pandemi masih didominasi pemesanan dari online travel agent (OTA). Iswandi mengatakan kontribusi tamu dari OTA tercatat paling besar yakni 36,8 persen dari total pendapatan hotel, disusul 13,3 persen dari tamu pemerintah dan BUMN.

HIN, lanjut Iswandi, melakukan sejumlah upaya stategis dalam memulihkan kondisi okupansi. Hotel-hotel HIN, kata Iswandi, tidak pernah tutup selama pandemi dan selalu beradaptasi dengan kondisi terkini terkait SOP protokol kesehatan.

"Kita tidak mungkin kembali ke situasi normal sebelum Covid-19. Kami buat guideline sesuai new normal tentang kesehatan, kebersihan, dan keamanan di tiap hotel agar pengunjung tetap percaya," kata Iswandi.

HIN juga memberikan program diskon 45 persen kepada konsumen melakukan pemesanan kamar untuk kapan saja hingga tahun depan. Selain itu, perusahaan juga melakukan inovasi bisnis dengan melayani pemesanan makanan dan minuman secara daring. Tak hanya itu, lanjut Iswandi, sejumlah hotel HIN di Medan, Bali, dan Yogyakarta juga menyediakan paket resepsi pernikahan dan wisuda dengan konsep drivethru.

Sebelumnya, ungkap Iswandi, tiga hotel di Bali yaknk Grand Inna Kuta Beach, Grand Inna Bali Beach dan Hotel Inaya Putri Bali diubah menjadi hotel transit sebagai tempat karantina bagi ABK atau pekerja migran Indonesia yang selesai berlayar.

"Sejumlah upaya ini membantu arus kas HIN untuk bertahan paling tidak mampu membayar gaji karyawan. Paling tidak, dapur masih ngebul untuk bantu biaya listrik dan operasional lain," ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement