Kamis 24 Sep 2020 11:35 WIB

Raja Saudi Dukung AS Dorong Perundingan Palestina-Israel

Dalam pidatonya di depan Majelis Umum PBB ke-75, raja Salman menyerukan perlucutan senjata Hizbullah di Lebanon - Anadolu Agency

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mendukung upaya Washington untuk membawa pihak Palestina dan Israel ke meja perundingan.
Raja Saudi Salman bin Abdulaziz mendukung upaya Washington untuk membawa pihak Palestina dan Israel ke meja perundingan.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Raja Saudi Salman bin Abdulaziz pada Rabu mengatakan bahwa negaranya mendukung upaya Washington untuk membawa pihak Palestina dan Israel ke meja perundingan.

Pernyataan Raja Salman dilontarkan selama pidatonya di Majelis Umum PBB ke-75 melalui konferensi video, lapor kantor berita Saudi. Raja Salman mengatakan perdamaian di Timur Tengah adalah pilihan strategis negaranya dan kerajaan Saudi telah meluncurkan prakarsa perdamaian sejak 1981.

Baca Juga

"Inisiatif Perdamaian Arab [2002] termasuk yayasan yang akan memastikan bahwa Palestina mendapatkan hak-hak mereka, yang terutama adalah pembentukan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," tambah dia.

Salman mengungkapkan pihaknya mendukung upaya yang dilakukan oleh pemerintah Amerika saat ini untuk membawa perdamaian ke Timur Tengah melalui mempersatukan pihak Palestina dan Israel di meja perundingan untuk mencapai kesepakatan yang adil.

Pada 15 September, Uni Emirat Arab dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi dengan Israel yang diperantarai oleh AS di Gedung Putih, yang mana mengabaikan penolakan Palestina. Namun, Riyadh belum menyatakan penolakan atau dukungannya untuk perjanjian tersebut.

Mengenai situasi di Libya, raja Saudi meminta "semua saudara Libya untuk datang ke meja perundingan".

Berbicara tentang ledakan di pelabuhan Beirut bulan lalu, Salman mengatakan, "Apa yang terjadi di Beirut adalah hasil dari dominasi teroris Iran Hizbullah dalam pengambilan keputusan di Lebanon dengan kekuatan senjata, yang menyebabkan gangguan pada institusi konstitusional negara".

Dia menekankan bahwa "untuk mencapai keamanan, stabilitas, dan kemakmuran yang diinginkan oleh persaudaraan Lebanon membutuhkan pelucutan senjata partai teroris ini".

Pada 4 Agustus, Beirut diguncang oleh ledakan besar di pelabuhannya, yang menewaskan 192 orang dan lebih dari 6.000 lainnya luka-luka, selain kerugian yang diperkirakan mencapai USD15 miliar, menurut laporan dari otoritas Lebanon.

Raja Salman desak 'solusi komprehensif' soal Iran

Mengomentari soal Iran, Salman menekankan bahwa "Iran terus menyerang Saudi dengan rudal balistik dan drone" mengacu pada serangan oleh kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

“Pengalaman kami dengan rezim Iran telah mengajarkan kami bahwa solusi parsial dan upaya untuk menenangkan tidak menghentikan ancamannya terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ujar dia.

Raja Saudi itu mengatakan harus ada solusi yang komprehensif dan posisi internasional yang tegas yang menjamin perlakuan radikal terhadap pengadaan senjata pemusnah massal oleh rezim Iran, serta campur tangannya dalam urusan internal negara lain dan dukungannya terhadap terorisme.

Dia menekankan bahwa kerajaan tidak akan puas untuk mempertahankan keamanan nasionalnya, juga tidak akan meninggalkan rakyat Yaman sendiri sampai mereka mendapatkan kembali kedaulatan dan kemerdekaan penuh mereka.

Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa. Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi pimpinan Saudi meluncurkan kampanye udara yang bertujuan untuk menggulung kembali keuntungan yang diraih Houthi.

Puluhan ribu orang Yaman, termasuk warga sipil, diyakini telah tewas dalam konflik tersebut, yang menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia karena jutaan orang tetap berisiko kelaparan.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/raja-saudi-dukung-upaya-as-dorong-perundingan-palestina-israel/1983732
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement