Kamis 24 Sep 2020 05:22 WIB

Bumi akan 'Dibuntuti' Bulan Mini pada Oktober

Minimoon akan mengorbit Bumi di bulan Oktober hingga Mei 2021.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Bulan (ilustrasi)
Foto: Republika
Bulan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Bulan telah menjadi pendamping Bumi selama miliaran tahun. Tetapi ternyata Bulan bukan satu-satunya yang menemani.

Sesekali, benda yang lebih kecil ditangkap sementara di orbit Bumi berkeliaran dalam waktu singkat (beberapa bulan atau tahun) sebelum dilempar kembali ke luar angkasa. Objek ini umum disebut minimoon atau Bulan Mini.

Baca Juga

Meskipun para astronom telah membuat beberapa deteksi tentatif dari asteroid yang ditangkap sementara, namun hanya dua Bulan Mini yang pernah dikonfirmasi yaitu 2006 RH120, yang muncul pada 2006 dan 2007, dan 2020 CD3, di orbit Bumi dari 2018 hingga 2020.

Sekarang para astronom telah melihat sebuah objek baru, bernama 2020 SO, pada lintasan masuk yang kemungkinan besar akan melihatnya ditangkap sementara oleh gravitasi Bumi. Dilansir di Science Alert, Rabu (23/9), diproyeksikan objek ini akan tiba bulan depan, pada Oktober 2020. Objek ini akan bertahan hingga Mei 2021, ketika akan berpindah ke tempat lain.

Lintasan objek menunjukkan ia akan masuk dan keluar melalui dua titik Lagrange Bumi, titik stabil secara gravitasi yang diciptakan oleh interaksi gravitasi Bumi dengan Matahari.

Orbit mirip Bumi dan kecepatan rendah 2020 SO menunjukkan bahwa benda itu sebenarnya bukan asteroid. Karakteristiknya, menurut para ahli, lebih sesuai dengan sesuatu yang dibuat oleh manusia.

SO 2020 telah diklasifikasikan sebagai asteroid Apollo dalam JPL Small-Body Database, kelas asteroid yang jalurnya melintasi orbit Bumi. Asteroid kelas ini sering kali bertemu di dekat Bumi. Namun ada sedikit petunjuk bahwa SO 2020 tidak seperti yang lain.

Objek berada di orbit yang hanya sedikit selama setahun, dan pada kemiringan yang sangat rendah terhadap orbit Bumi;  yaitu tidak miring, tetapi pada jalur orbit yang sama.

Eksentrisitasnya (penyimpangan bentuk orbitnya dari lingkaran sempurna) hanya sedikit lebih tinggi dari Bumi. Kecepatannya jauh, jauh lebih rendah daripada kecepatan asteroid Apollo.

"Kecepatannya tampaknya besar. Apa yang saya lihat adalah gerakannya terlalu lambat, yang mencerminkan kecepatan awalnya. Itu pada dasarnya adalah hadiah besar,"kata arkeolog luar angkasa Alice Gorman dari Universitas Flinders di Australia.

Objek yang datang dari Bulan juga memiliki kecepatan yang lebih rendah daripada asteroid. Namun, Gorman mencatat, 2020 SO bahkan lebih lambat dari batuan Bulan.

2020 SO akan membuat dua gerakan dekat Bumi. Pada 1 Desember 2020, ia akan melintas pada jarak sekitar 50.000 kilometer.  Pada sekitar 2 Februari 2021, ia akan terbang pada 220.000 kilometer.

Tidak ada yang cukup dekat untuk memasuki atmosfer bumi, objek ini sama sekali tidak berbahaya. Tetapi jarak tersebut, terutama pada kecepatan lambat, mungkin cukup untuk mempelajarinya lebih dekat dan memastikan apa itu SO 2020.

Kita mungkin bisa melihat bentuk yang kasar. Spektroskopi dapat membantu menentukan apakah benda tersebut dicat.  Dan seberapa banyak cahaya yang dipantulkannya bahkan dapat memberikan informasi untuk membantu merencanakan misi luar angkasa jangka panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement