REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Amerika Serikat (AS) tidak dapat memaksakan negosiasi atau perang terhadap Iran. Demikian ditegaskan Presiden Hassan Rouhani saat Sidang Majelis Umum PBB lewat daring.
Rouhani dalam pidatonya yang direkam sebelumnya mengatakan, pemerintah AS di masa depan pada akhirnya akan menyerah di hadapan ketahanan rakyat Iran.
“Tidak ada pemerintahan dalam sejarah yang telah membatalkan negosiasi internasional selama 13 tahun tanpa alasan dan tidak menghormati resolusi PBB,” kata Rouhani, Selasa, merujuk pada keputusan Presiden Donald Trump untuk secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir 2015, Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) .
"Hidup sulit di bawah sanksi, tetapi lebih sulit tanpa kemerdekaan," kata Rouhani.
Sidang Umum PBB ke-75 diselenggarakan di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan AS. Paman Sam secara sepihak bergerak untuk mengembalikan semua sanksi PBB terhadap Iran, meskipun anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menentang langkah tersebut.
Sebelumnya pada hari itu, dalam pidatonya, Trump mengulangi pembenarannya untuk meninggalkan JCPOA dan mengklaim kesepakatan itu mengerikan. Namun Rouhani, dalam sambutannya, menyebut kesepakatan itu sebagai salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah diplomasi global. Iran tetap patu dalam JCPOA.
"Mereka (AS) secara keliru menuduh kami dan menjatuhkan sanksi, tanpa dasar apa pun, dengan dalih proliferasi nuklir," kata Rouhani, merujuk pada klaim bahwa Iran sedang berusaha untuk membangun bom atom.
Rouhani yang masa jabatannya berakhir tahun depan, telah berjuang untuk menangani masalah ekonomi domestik, dengan lonjakan baru dalam kasus Covid-19, meningkatnya inflasi, dan mata uang yang jatuh.
Dia berusaha menangkis kritik dengan menyalahkan sanksi AS atas masalah ekonomi dan perjuangan untuk menahan penyebaran virus.
Rouhani mengatakan era dominasi dan hegemoni telah berakhir dan inilah saatnya untuk melawan penindasan. “Anak-anak kita pantas mendapatkan yang lebih baik. Sekaranglah waktunya untuk pilihan yang tepat," tutur dia.