Rabu 23 Sep 2020 16:27 WIB

Kebakaran Pasar Wage Disebabkan Korsleting Listrik

Kebakaran Pasar Wage diketahui warga pada Senin (21/9) sekitar pukul 03.00 dinihari

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah lapak dan kios hangus terbakar di lantai dua Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (21/9/2020). Api membakar sejumlah kios dan lapak pedagang di lantai satu dan dua Pasar Wage Purwokerto pada Senin (21/9/) dini hari.
Foto: IDHAD ZAKARIA/ANTARA
Sejumlah lapak dan kios hangus terbakar di lantai dua Pasar Wage Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (21/9/2020). Api membakar sejumlah kios dan lapak pedagang di lantai satu dan dua Pasar Wage Purwokerto pada Senin (21/9/) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Polisi memastikan musibah kebakaran di Pasar Wage Purwokerto, disebabkan oleh korsleting listrik. Berdasarkan hasil olah TKP tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jateng, sumber api berasal dari korsleting listrik.

Kasatreskrim Polresta Banyumas, AKP Berry, Rabu (23/9) mengatakan hubungan pendek listrik ini, menurutnya, terjadi di lantai 1 sebagai tempat munculnya percikan api. ''Lokasi korsleting, tepatnya di jalur Blok B 02 lantai I Pasar Wage. Dari lokasi itu, percikan api membesar karena sebagian besar barang di lokasi itu merupakan barang yang mudah terbakar,'' jelasnya, Rabu (23/9).

Baca Juga

Menyikapi musibah tersebut, Bupati Banyumas Achmad Husein mengaku akan melakukan penelitian menyeluruh mengenai kondisi bangunan pasar yang terbakar. Hal itu disampaikan Bupati saat ditanya apakah akan membangun kembali bagian pasar yang terbakar, atau hanya sekadar memperbaiki.

Dia menyebutkan, kondisi bangunan atau beton bagian pasar yang terbakar memang terlihat masih utuh. Hanya terlihat menghitam, karena terkena kobaran api cukup lama. Namun untuk memastikan kekuatan bangunan, perlu dilakukan kajian lebih jauh.

 

''Nanti pihak Dinas Pekerjaan Umum dan konsultan akan mengkaji, apakah bagian bangunan yang terbakar tersebut bisa dipakai kembali dengan penguatan di sana sini, atau harus dibongkar seluruhnya,'' jelasnya.

Menurutnya, pengkajian tersebut akan berlangsung selama 20 hari. Dia menegaskan, apa pun hasil pengkajian tersebut akan dikerjakan Pemkab. Soal anggaran rehabnya, akan berasal dari Pemkab dan Pemprov Jateng.

''Pak Gubernur sudah menyanggupi untuk membantu anggaran rehabilitasi Pasar Wage,'' jelasnya.

Sedangkan terhadap para pedagang yang terdampak, Bupati memberi izin sementara pada mereka untuk untuk berjualan di sepanjang Jalan Vihara yang berada di sisi utara pasar. ''Sambing menunggu pembuatan bedeng darurat, pedagang bisa memanfaatkan jalan tersebut sebagai lokasi tempat berjualan sementara,'' katanya.

Sebagaimana diketahui, musibah kebakaran Pasar Wage terjadi Senin (21/9) dinihari. Tidak ada korban luka maupun jiwa, dalam musibah tersebut. Namun kerugian ditaksir cukup besar, mencapai sekitar Rp 20 miliar.

Kerugian sebesar itu, berasal dari kerugian bangunan yang terbakar senilai Rp 12 miliar dan kerugian yang dialami pedagang senilai Rp 8 miliar. Total kios yang terbakar ada sebanyak 56 kios dan 25 los, dengan jumlah pedagang terdampak sebanyak 141 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement