Kamis 24 Sep 2020 05:00 WIB

171 Umat Hindu di Pakistan Dilaporkan Jadi Mualaf

Seorang anggota ideologi Islam membimbing 171 umat Hindu jadi mualaf di Pakistan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
171 Umat Hindu Memeluk Islam di Pakistan. Foto: Seorang warga Tionghoa menahbiskan diri menjadi mualaf di Masjid Lautze, Jakarta Pusat.  (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
171 Umat Hindu Memeluk Islam di Pakistan. Foto: Seorang warga Tionghoa menahbiskan diri menjadi mualaf di Masjid Lautze, Jakarta Pusat. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMRITSAR -- Seorang aktivis hak asasi manusia Pakistan, Rahat Austin mengklaim bahwa sebanyak 171 umat Hindu di Provinsi Sindh telah memeluk Islam dan menjadi mualaf pada Ahad (20/9) lalu.

Rahat mengatakan kepada Times of India (TOI) pada Senin lalu bahwa konversi pria, wanita dan anak-anak Hindu dilakukan pada upacara konversi massal yang diadakan di madarsa Ahsan-ul-Taleem, Sanghar di Provinsi Sindh, Pakistan. Seorang mantan anggota Dewan Ideologi Islam Noor Ahmad Tashar membimbing mereka mengucapkan syahadat.

Baca Juga

Pemimpin Liga Muslim Pakistan (Nawaz) dan anggota Majelis Nasional (MNA) Kheal Das Kohistani seorang Hindu, menyatakan ketidaktahuan tentang peristiwa tersebut. Sementara MNA dan ketua pelindung Dewan Hindu Pakistan Ramesh Kumar Vankwani tidak mengangkat telepon meskipun upaya menelponnya dilakukan berulang kali.

Sumber di sini menginformasikan bahwa semua umat Hindu yang masuk Islam dengan berbagai godaan berasal dari komunitas Bhil. Mereka dianggap sebagai komunitas paling rentan dan terpinggirkan di antara komunitas minoritas Pakistan.

Sebelumnya pada Juni 2020, lebih dari seratus orang Hindu masuk Islam di distrik Badin di Provinsi Sindh. MNA Hindu Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Lal Chand Malhi mengatakan dia juga mendengar hal yang sama di media sosial tetapi tidak mengkonfirmasi insiden tersebut. Dilansir dari Times of India, Rabu (23/9).

Sumber:

https://timesofindia.indiatimes.com/city/amritsar/171-pak-hindus-converted-to-islam-rights-activist/articleshow/78244562.cms

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement