Selasa 22 Sep 2020 18:43 WIB

PHRI Jawa Barat Ungkap Dua Hal Penyebab Turunnya Okupansi

PHRI Jawa Barat mencatat okupansi hotel di Bandung merosot pada September.

  Hotel Dafam Rio, Bandung, Jawa Barat menerapkan protokol kesehatan untuk menyambut tamu. Selama September ini, PHRI Jawa Barat mencatat penurunan okupansi hotel di Bandung.
Foto: hotel bandung
Hotel Dafam Rio, Bandung, Jawa Barat menerapkan protokol kesehatan untuk menyambut tamu. Selama September ini, PHRI Jawa Barat mencatat penurunan okupansi hotel di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat mencatat tingkat okupansi hotel menurun drastis akibat kunjungan wisatawan minim. Hal itu terjadi menyusul adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.

Ketua PHRI Jawa Barat, Herman Muchtar mengatakan, hingga menjelang akhir September 2020 ini rata-rata okupansi hotel di Jawa Barat hanya sekitar 15 persen. Padahal, selama Agustus 2020 lalu, okupansi hotel mencapai 22 hingga 27 persen.

Baca Juga

"Kalau bulan Agustus kemarin itu karena ada dua libur panjang di akhir pekan, tapi September ini jatuh ke bawah, ditambah lagi adanya PSBB Jakarta, sampai nanti juga diprediksi masih 15 persen," kata Herman di Bandung, Selasa.

Herman menilai, ada dua faktor lain penyebab tingkat okupansi menurun di Jawa Barat, selain adanya PSBB di Jakarta. Dua faktor tersebut ialah karena adanya imbauan dari Gubernur Jawa Barat supaya warga dari Jakarta agar tidak datang ke Jawa Barat dan adanya informasi yang menyebutkan bahwa hotel di Jawa Barat menolak orang dari Jakarta.

 

Herman memastikan, informasi soal penolakan tersebut adalah keliru. Ia menyebut, PHRI tidak pernah mengeluarkan pernyataan itu.

"Jadi itu berdampak keras kepada kunjungan hotel di Jawa Barat, besar sekali dampaknya, jatuh sekali," katanya.

Sebelumnya, menurut Herman, para pengelola hotel sudah memprediksi bahwa bulan Agustus 2020 akan menjadi awal kebangkitan sektor pariwisata. Namun, karena adanya PSBB Jakarta dan angka Covid-19 meningkat, sektor ini menjadi kembali rapuh.

"Harapan kami pemerintah segera memulihkan ekonomi, namun dengan menyelesaikan dulu masalah kesehatannya. Kan ini dampaknya juga secara nasional," kata dia.

Menurut Herman, PHRI sendiri memastikan setiap hotel di Jawa Barat yang beroperasi, sudah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Herman mengatakan, setiap hotel  tidak segan untuk menindak apabila ada tamu hotel yang melanggar.

"Mana ada hotel yang jadi klaster, adanya di perkantoran, tempat instansi. Asal kita disiplin, kalau tidak disiplin akan diambil tindakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement