REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) memperkirakan, total penjualan sepeda motor tahun ini hanya sekitar 3,6 juta sampai 3,7 juta unit. Angka itu turun sebesar 43,45 persen dibandingkan total penjualan pada 2019 yang mencapai 6,48 juta unit.
"Tren penjualan motor nasional dari 2017 sampai 2019 meningkat, dengan penjualan rata-rata sekitar 6,5 juta unit per tahun. Namun pada 2020, kita nggak bisa hindari dampak Covid-19," ujar Ketua Bidang Komunikasi AISI Sigit Kumala dalam Industry Roundtable bertema 'Actualizing the Post Normal Year 2021 & Beyond' yang digelar secara virtual pada Selasa (22/9).
Ia melanjutkan, per Juli 2020, penjualan sepeda motor pun baru menyentuh 2,1 juta unit. Dengan begitu turun 42 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Pandemi, lanjutnya, sangat berdampak terhadap konsumen. Sebab, optimisme konsumen menurun dan mereka lebih fokus ke kesehatan dan kebersihan.
"Dampak lainnya, konsumen lebih memilih mengurangi interaksi, terutama dalam proses pembelian. Daya beli pun melemah, karena konsumen lebih prioritaskan bidang konsumen, sehingga kebutuhan sekunder dan tersier tergeserakan," jelas dia.
Dia mengatakan pelaku pasar terus berdaptasi guna mengantisipasi berbagai dampak tersebut. Di antaranya melalui penawaran produk yang relevan sesuai kebutuhan konsumen sekaligus memiliki nilai tambah.
"Konsumen ingin nilai tambah. Misalnya proses gampang, terjangkau, lebih cepat, sedehanan, dan gampang diandalkan," kata Sigit.
Menurutnya, kolaborasi dari hulu hingga hilir diperlukan demi mempertahakan industri sepeda motor. "Libatkan pula peranan pemerintah, kita harus bisa bertahan dengan situasi lewat penyiapan diri lebih baik, sehingga saat pasar recovery, kita sudah siap," ucap dia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
