Selasa 22 Sep 2020 15:00 WIB

Wapres Harap Makin Banyak Kampus Terapkan Full E-Learning

Pendirian kampus berbasis daring akan memberikan dampak yang positif

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Maruf Amin saat menghadiri Webinar Internasional Antar Rois Syuriah PCINU di berbagai dengan Tema Diplomasi Santri dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia, Selasa (15/9).
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin saat menghadiri Webinar Internasional Antar Rois Syuriah PCINU di berbagai dengan Tema Diplomasi Santri dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia, Selasa (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap semakin banyak lembaga pendidikan tinggi yang menerapkan pembelajaran penuh secara daring atau e-learning. Ma'ruf menilai, pendirian kampus berbasis daring akan memberikan dampak yang positif bagi pengembangan pendidikan di Indonesia. Khususnya, memberikan akses pendidikan tinggi yang seluas-luasnya dan terjangkau kepada masyarakat.

"Karena sebagai negara kepulauan dengan kondisi sosial ekonomi yang beragam, pendidikan melalui sistem pembelajaran daring atau e-learning dapat menjadi sebuah pilihan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi," ujar Ma'ruf saat meresmikan Universitas Siber Asia melalui daring, Selasa (22/9).

Ia mengatakan, adanya pandemi Covid-19 telah mengubah sistem pembelajaran saat ini melalui daring. Tentu hal itu memiliki kelebihan dan  kekurangan, antara lain sistem pembelajaran daring atau e-learning, memungkinkan masyarakat untuk belajar kapan saja (anytime), di mana saja (anywhere), dengan biaya lebih terjangkau, dan waktu belajarnya pun lebih fleksibel.

Namun demikian, meski sistem e-learning dapat menjadi alternatif sistem pembelajaran, tetapi saat ini baru sekitar 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan pembelajaran daring atau e-learning.

"Karena itu, saya berharap dengan makin banyaknya lembaga pendidikan yang membuka sistem pembelajaran daring atau e-learning, semakin banyak kesempatan masyarakat untuk melanjutkan pendidikan tinggi," ungkap Ma'ruf.

Ia pun menyambut baik peresmian Universitas Siber Asia sebagai perguruan tinggi yang mengusung pembelajaran penuh secara online (e-learning). Ma'ruf meyakini, pendirian kampus berbasis daring akan memberikan akses pendidikan tinggi yang seluas-luasnya dan terjangkau kepada masyarakat.

Apalagi, data BPS menunjukan angka pertispasi kasar (APK) perguruan tinggi pada tahun 2019 masih sekitar 30,28 persen. Artinya dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 19-23 tahun, masyarakat yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi hanya sekitar 30 persen.

Sedangkan menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) BPS, pada Februari 2020, angkatan kerja kita yang berjumlah 137,91 juta, hanya 14,2 juta lulusan perguruan tinggi atau hanya 10,3 persen yang berkesempatan menikmati pendidikan tinggi.

"Adanya Universitas Siber Asia ini, saya berharap angka-angka tersebut akan terus meningkat. Sehingga masyarakat yang dapat menikmati pendidikan tinggi akan terus bertambah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement