Selasa 22 Sep 2020 13:23 WIB

Beda Konsep Kampanye: Gibran Virtual, Bajo Bawah Tanah

Kampanye bisa dilakukan tiga hari setelah penetapan calon pilkada.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andri Saubani
Kedua pasangan bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri)-Teguh Prakosa (kiri) dan Bagyo Wahyono (kedua kanan)-FX Supardjo (kanan) membacakan deklarasi Pilkada damai dan pembagian masker gratis di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/9/2020). Acara tersebut untuk mengajak masyarakat dan elemen partai politik senantiasa menjaga keamanan serta tetap mematuhi protokol kesehatan selama tahapan Pilkada 2020 Desember mendatang.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha/nz.
Kedua pasangan bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kedua kiri)-Teguh Prakosa (kiri) dan Bagyo Wahyono (kedua kanan)-FX Supardjo (kanan) membacakan deklarasi Pilkada damai dan pembagian masker gratis di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (10/9/2020). Acara tersebut untuk mengajak masyarakat dan elemen partai politik senantiasa menjaga keamanan serta tetap mematuhi protokol kesehatan selama tahapan Pilkada 2020 Desember mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Solo 2020 sudah mendekati tahapan kampanye pasangan calon. Penetapan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan pada 23 September 2020. Kampanye bisa dilakukan tiga hari setelah penetapan calon.

Baca Juga

Dua pasangan bakal calon yang telah mendaftar ke KPU Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dan Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo) memiki dua strategi kampanye yang berbeda. KPU membatasi pertemuan tatap muka dengan peserta maksimal 50 orang lantaran masih dalam masa pandemi Covid-19.

Pasangan Gibran-Teguh yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memilih untuk melakukan blusukan secara virtual. Sedangkan, pasangan independen Bajo melakukan gerakan bawah tanah.

Ketua Tim Pemenangan Gibran-Teguh, Putut Gunawan, mengatakan, aturan KPU tentang pembatasan peserta kampanye membuat timnya mencari cara kreatif dalam menentukan jenis kampanye.

"Salah satu konsep yang akan kami lakukan yakni blusukan virtual. Teknisnya nanti Mas Gibran dan Pak Teguh berada di markas besar kemudian tim media yang berkeliling ke masyarakat. Konsep sederhananya seperti itu," jelasnya kepada wartawan, Senin (21/9).

Dalam masa kampanye nanti, lanjutnya, tim pemenangan akan fokus melakukan sosialisasi visi dan misi Gibran-Teguh dalam memimpin Kota Solo. Meski dilakukan secara virtual, Putut optimistis esensi dari program yang akan dikerjakan Gibran-Teguh bakal sampai pada masyarakat.

"Poinnya utama dari visi misi Gibran-Teguh adalah melanjutkan program pemerintahan Rudy-Purnomo disertai dengan berbagai inovasi, khususnya memajukan bidang pariwisata, teknologi informasi serta gerakan anak muda yang kreatif," paparnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Bajo, Robert Hananto, menyatakan sejak lama timnya telah melakukan aksi meski jarang terpublikasi. "Kami sudah banyak kegiatan tetapi dilakukan lewat bawah tanah, tanpa koar-koar," ujarya.

Robert menyatakan, gerakan bawah tanah lebih efektif karena pasangan Bajo menyasar masyarakat kecil. Timnya melakukan sosialisasi sekaligus memberi edukasi terkait Pilkada 2020 kepada masyarakat kecil secara masif dan terstruktur.

"Kami sudah menyiapkan sejak beberapa tahun lalu. Jadi sosialisasi sudah kami lakukan jauh-jauh hari. Anggotanya ya rakyat biasa," tutupnya.

photo
Gibran Rakabuming Raka - (Infografis Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement