Selasa 22 Sep 2020 08:22 WIB

WHO Pastikan tak Ubah Pedoman Transmisi Covid-19

WHO berpendapat Covid-19 dapat menyebar di udara.

 Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memastikan tetap berpendapat  Covid-19 dapat menyebar melalui partikel yang dapat tetap melayang di udara dan menyebar lebih dari enam kaki. Kebijakan transmisi penularan Covid-19 WHO hingga kini belum berubah.
Foto: EPA
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memastikan tetap berpendapat Covid-19 dapat menyebar melalui partikel yang dapat tetap melayang di udara dan menyebar lebih dari enam kaki. Kebijakan transmisi penularan Covid-19 WHO hingga kini belum berubah.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak mengubah kebijakannya mengenai penularan virus corona melalui udara, kata badan tersebut pada Senin (21/9). Pendapat WHO keluar setelah pejabat kesehatan AS merilis rancangan pedoman baru dengan peringatan keliru bahwa virus dapat menyebar melalui partikel di udara.

Direktur eksekutif program kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan akan menindaklanjuti bersama Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS dalam 24 jam ke depan. WHO mengatakan Covid-19 dapat menyebar melalui partikel yang dapat tetap melayang di udara dan menyebar lebih dari enam kaki.

Baca Juga

"Yang pasti kami tidak melihat bukti baru apa pun dan kebijakan kami mengenai hal ini masih sama," katanya.

CDC mengatakan rancangan versi perubahan rekomendasinya diunggah salah pada lamannya saat proses pemutakhiran pedomannya. CDC akan mengunggah ulang pedoman tersebut setelah menyelesaikan penilaiannya.

 

Sebelumnya CDC mengatakan bahwa virus terutama menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui tetesan pernapasan ketika seseorang yang sakit batuk, bersin atau berbicara. Ryan menyebutkan WHO masih meyakini penyakit ini terutama menyebar melalui tetesan, akan tetapi di ruang tertutup yang penuh sesak dengan ventilasi yang buruk, penularan virus melalui udara dapat terjadi.

"Kami masih, berdasarkan bukti, meyakini bahwa terdapat berbagai cara penularan (virus)," pungkasnya, dilansir dari Reuters, Selasa (22/9).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement