Selasa 22 Sep 2020 04:39 WIB

Imigrasi Deportasi Warga China Berjualan Ilegal di Ruko

Yu Ke hanya memiliki visa pelancong, namun berjualan barang impor di Makassar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas menunjukkan paspor milik salah seorang warga negara China yang masuk secara ilegal (ilustrasi).
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Petugas menunjukkan paspor milik salah seorang warga negara China yang masuk secara ilegal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Warga negara Republik Rakyat China (RRC), Yu Ke (23 tahun) menunggu proses pemberkasan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) sebelum di pulangkan ke negaranya atau dideportasi usai menjalani masa pidananya terkait dengan izin tinggal.

Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Sulsel, Dodi Karnida, mengatakan, Yu Ke untuk sementara menjadi deteni di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Makassar untuk menunggu proses pemberkasannya sebelum dideportasi.

"Salah seorang detensi asal China itu baru saja masuk rudenim dan menunggu proses pemberkasan untuk dideportasi karena masa hukumannya sudah dijalani," ujarnya di Kota Makassar, Senin (21/9).

Dia mengatakan, tindak pidana yang dilakukan oleh Yu Ke di Indonesia yakni melanggar Pasal 122 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dan kepadanya dijatuhi pidana penjara selama empat bulan dan denda sebesar Rp 100 juta subsider satu bulan.

 

Yu Ke yang berada di Indonesia khususnya di Makassar telah menetap dan menyewa rumah toko (ruko) untuk menjalankan usahanya dengan semua barang impor langsung dari negaranya. Yu Ke sebelum ditangkap oleh petugas imigrasi, hanya memiliki visa pelancong, apalagi dengan menetap dan membuat usaha.

Berdasarkan dokumen yang dikeluarkan oleh Lapas Perempuan Sungguminasa, Yu Ke ditahan sejak 11 Februari 2020, dan pernah juga menjadi tahanan kota.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPA Makassar, Agus Winarto mengatakan, untuk riwayat perjalanan Yu Ke dan berapa kali keluar masuk Indonesia-Cina, pihaknya tidak dapat memastikan karena paspor masih dalam penahanan kejaksaan.

"Kami tidak tahu kapan dia datang ke Indonesia dan sudah berapa kali datang karena data-data mengenai itu semuanya ada dalam riwayat perjalanan di paspornya. Sementara paspor saat ini masih dalam penahanan kejaksaan," ucap Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement