Senin 21 Sep 2020 13:28 WIB

Selandia Baru Cabut Pembatasan Covid, Kecuali Auckland

Ardern menyebut Selandia Baru berhasil kendalikan Covid-19 karena gerakan bersama.

 Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
Foto: EPA
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Senin mencabut semua aturan pembatasan terkait wabah Covid-19 di seluruh wilayah, kecuali Auckland. Kota Auckland menjadi pusat wabah gelombang kedua di negara itu, seiring dengan penurunan angka infeksi baru.

Namun beberapa aturan di Auckland juga telah dilonggarkan, misal soal izin perkumpulan massa hingga 100 orang. "Kota terbesar di Selandia Baru itu membutuhkan waktu lebih sebelum semua pembatasan dicabut,: kata Ardern.

Baca Juga

Menurut Ardern, gerakan bersama telah membuat (wabah) virus ini di bawah kendali. Kendati begitu, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat pandemi belumlah usai. 

Selandia Baru, negara dengan penduduk lima juta jiwa, sempat berhasil menghentikan penularan Covid-19 di masyarakat dengan nihil kasus baru selama tiga bulan. Namun wabah gelombang baru kembali muncul pada Agustus di Auckland.

Pada Senin ini, tidak ada kasus baru yang terkonfirmasi, membuat angka total kasus infeksi di Selandia Baru tetap 1.464 kasus dengan 25 kematia. Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara di dunia.

Ardern menyebut bahwa sebuah analisis dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa ada kesempatan 50 berbanding 50, untuk menghilangkan kasus Covid-19  pada akhir bulan ini. Oleh sebab itu pengawasan perlu dipertahankan.

Ardern sendiri kembali maju sebagai kandidat petahana dalam pemilihan umum 17 Oktober mendatang. Menurut survei, ia memimpin perolehan dukungan dibandingkan lawannya atas keberhasilan Ardern menangani wabah.

Namun, ia juga mendapat kritik dari pemimpin oposisi dari Partai Nasional, Judith Collins, karena melakukan swafoto kelompok bersama para pendukungnya tanpa menerapkan pembatasan jarak fisik ketika berkampanye.

Ardern mengakui hal tersebut sebagai kesalahan, dengan mengatakan, "Saya semestinya berdiri lebih jauh di depan, saya semestinya meminta mereka untuk berdiri berjauhan satu sama lain, dan saya mengakui hal itu."

sumber : Reuters/antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement