Senin 21 Sep 2020 11:54 WIB

Israel Tutup Masjid Ibrahimi demi Hari Libur Yahudi

Masjid Ibrahimi diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Israel Tutup Masjid Ibrahimi demi Hari Libur Yahudi. Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat.
Foto: ABED AL HASHLAMOUN/EPA-EFE
Israel Tutup Masjid Ibrahimi demi Hari Libur Yahudi. Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, HEBRON -- Untuk hari kedua berturut-turut, otoritas pendudukan Israel melanjutkan penutupan Masjid Ibrahimi di kota Hebron, selatan Tepi Barat yang diduduki. Israel menutup akses jamaah Muslim ke situs tersebut berkenaan dengan hari libur Yahudi.

Direktur Masjid Ibrahimi, Hifthi Abu Sneineh, mengatakan kepada WAFA, dilansir Senin (21/9), bahwa otoritas pendudukan Israel menutup masjid tersebut pada Sabtu (19/9) malam untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi merayakan hari raya Rosh Hashanah atau Tahun Baru Yahudi.

Baca Juga

Masjid Ibrahimi, yang diyakini sebagai tempat pemakaman Nabi Ibrahim, adalah situs suci bagi umat Islam dan Yahudi dan telah menjadi lokasi ketegangan yang sering terjadi selama beberapa dekade. Al-Haram al-Ibrahimi terletak di sudut tenggara Hebron modern dan di jantung kota lamanya.

Masjid ini dianggap sebagai situs tersuci keempat dalam Islam dan situs tersuci kedua di Palestina. Bukti sejarah menunjukkan, Nabi Ibrahim (Abraham) tinggal di Hebron sekitar 4.000 tahun yang lalu. Dia memilih Hebron sebagai tempat pemakaman untuk istrinya Sarah, dan kemudian untuk dirinya sendiri, putranya Ishak, cucunya Yakub dan istri-istri mereka.

Menurut beberapa sumber, tempat itu juga merupakan lokasi dari makam Nabi Yusuf. Menurut sejarah, Masjid Ibrahimi dibangun di dalam tanah berpagar (enklosur) yang awalnya dibangun oleh Herodes Agung, yang memerintah Palestina selama periode Romawi awal antara 37 dan 4 SM. Masjid ini dibangun dengan ashlar yang disusun besar, yang terbesar adalah 7,5 kali 1,4 meter (24,6 x 4,6 kaki), dan tinggi 15 meter.

Selama periode Byzantium, sebuah gereja mungkin dibangun di dalam enklosur dan kemudian dihancurkan selama invasi Persia ke Palestina pada 614 Masehi. Pada periode awal Islam, sebuah masjid dibangun di dalam enklosur tersebut.

Di bawah pemerintahan Islam, Masjid Ibrahimi diberi perhatian khusus. Tugu makam para nabi dibangun dan dihiasi dengan permadani hijau yang disulam dengan ayat-ayat Alquran dan prasasti lainnya. Selama periode ini, Hebron menjadi kota tersuci keempat di dunia Islam dan jadi sebuah terminal spiritual bagi peziarah dan wisatawan dari seluruh dunia. Para penguasa, ulama, dan pengunjung Muslim Arab berturut-turut memuliakan dan mensucikan Masjid Ibrahimi di kota Hebron ini.

Selama Periode Tentara Salib antara 1099 dan 1187, sebuah gereja dibangun di dalam enklosur Herodian dan diberi nama Benteng Santo Abraham. Pada 1187, Saladin al-Ayyubi mengusir Tentara Salib dari Hebron dan mengubah gereja menjadi masjid.

Dia memasang Mimbar Asqalan, yang sekarang dianggap sebagai artefak kayu langka. Kemudian, empat menara persegi ditambahkan ke masjid tersebut, yang hanya tersisa di sudut timur laut dan barat laut hingga hari ini. Pada 1967, pasukan militer Israel mengambil alih kota Hebron dan Masjid Ibrahimi.

Penguasaan Israel di tanah Palestina telah menimbulkan peristiwa pembantaian berdarah. Pada 25 Februari 1994, seorang pemukim Yahudi membunuh setidaknya 29 warga Palestina dan melukai 150 lainnya. Tidak hanya itu, pemukim Yahudi juga menembaki mereka dengan senapan otomatis ketika mereka berlutut saat sholat berjamaah di Masjid Ibrahimi di Hebron.

Pria bersenjata itu dikenal bernama Baruch Goldstein, seorang pemukim Israel berusia 37 tahun yang tinggal di permukiman Qiryat Arba. Dia secara membabi buta menembaki para penyembah Muslim saat sholat Subuh pada bulan Ramadhan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement