Ahad 20 Sep 2020 10:12 WIB

Penalti Kontroversial yang Tumbangkan MU

Keputusan yang diambil wasit untuk penalti kedua dianggap tidak adil.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Friska Yolandha
Penjaga gawang Manchester United David de Gea berbicara dengan wasit Martin Atkinson setelah menyaksikan VAR dan menyatakan penalti harus diulang pada laga perdana Liga Primer Inggris, Ahad (20/9).
Foto: Shaun Botterill/Pool via AP
Penjaga gawang Manchester United David de Gea berbicara dengan wasit Martin Atkinson setelah menyaksikan VAR dan menyatakan penalti harus diulang pada laga perdana Liga Primer Inggris, Ahad (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Manchester United tumbang di laga perdana Liga Primer Inggris. Crystal Palace menumbangkan skuat asuhan Ole Gunnar Solskjaer tersebut 3-1 di Old Trafford. Namun, kemenangan itu diwarnai kontroversi saat Palace mendapatkan gol kedua dari titik putih.

Victor Lindelof dianggap melakukan handsball, setelah diintervensi oleh VAR. Namun, keputusan wasit itu dinilai tak tepat. "Itu jelas bukan penalti. Saya sudah cukup dengan VAR. Saya senang sudah pensiun. Mereka mengikuti peraturan, tapi mereka membunuh pertandingan," kata legenda MU Patrice Evra, dikutip dari Sky Sports, Ahad (20/9).

Namun drama bukan hanya terjadi saat keputusan penalti diambil wasit Martin Atkinson. Sebab, penalti yang dieksekusi Jordan Ayew mampu diamankan oleh David de Gea. Tapi, wasit kembali melihat VAR dan menganggap De Gea keluar dari garis, sehingga tendangan harus diulang. Zaha yang jadi eksekutor pun akhirnya menjebol gawang De Gea.

"Itu kasar, sangat kasar. Saya pikir keputusan penalti sangat kasar, dan kemudian (keputusan wasit) sangat kasar pasa David (De Gea) yang melakukan penyelamatan fantastis. Dia mungkin hanya keluar garis satu inci, jadi itu ukuran yang sulit dimengerti," tegas Solskjaer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement