Sabtu 19 Sep 2020 21:28 WIB

Produk Kesehatan dan Kecantikan Laris Manis di e-Commerce

Penjualan produk kesehatan dan kecantikan meningkat di e-commerce selama pandemi.

Penjualan produk kesehatan dan kecantikan meningkat di e-commerce selama pandemi (Foto: ilustrasi belanja daring)
Foto: Needpix
Penjualan produk kesehatan dan kecantikan meningkat di e-commerce selama pandemi (Foto: ilustrasi belanja daring)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan berbagai produk kesehatan dan kecantikan meningkat pesat melalui mekanisme e-commerce. Fakta ini merupakan potensi besar yang perlu dimaksimalkan oleh kalangan pelaku usaha di Tanah Air.

"Selama periode kampanye 9 September tahun ini, Jet Commerce membukukan penjualan produk kesehatan dan kecantikan secara keseluruhan sebanyak 27.851 pesanan, atau 922 persen lebih banyak dari tahun lalu yang hanya berjumlah 2.724 pesanan," kata CEO Jet Commerce Indonesia, Webber Chen, dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/9).

Baca Juga

Menurut Webber, sejak awal pandemi, pihaknya telah melihat adanya potensi pergeseran kebiasaan masyarakat dalam berbelanja kebutuhannya karena terbatasnya mobilitas. Dengan aksesibilitas yang mudah dan penetrasi yang cepat, masih menurut dia, platform e-commerce kini menjadi lanskap penjualan baru bagi perusahaan.

Ia mengemukakan, hal ini sejalan dengan temuan Statista dalam laporan terbarunya. Laporan tersebut menunjukkan bahwa penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui online channel atau kanal daring, terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

 

Berdasarkan kajian tersebut, pada 2017, 94 persen penjualan produk kesehatan dan kecantikan masih didominasi oleh penjualan secara luring, atau hanya 6 persen penjualan yang dihasilkan dari kanal daring. Namun, seiring dengan meningkatnya penetrasi e-commerce di Indonesia, penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui kanal daring terus meningkat hingga 17 persen pada tahun 2019.

Hingga bulan Mei tahun ini, penjualan produk kesehatan dan kecantikan melalui kanal daring telah mencapai angka 24 persen. Jumlah ini diprediksi akan menyentuh angka hingga 40 persen pada tahun 2023.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement