Ahad 20 Sep 2020 04:55 WIB

Rencana Pembangunan Pemakaman Muslim Hiji Jepang Ditentang

Pemakaman Muslim dinilai akan mencemari air tanah.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Rencana Pembangunan Pemakaman Muslim Hiji Jepang Ditentang. Seorang Muslim saat beribadah di salah satu masjid di Kota Tokyo, Jepang. Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Rencana Pembangunan Pemakaman Muslim Hiji Jepang Ditentang. Seorang Muslim saat beribadah di salah satu masjid di Kota Tokyo, Jepang. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HIJI -- Di Jepang, areal pemakaman bagi penduduk Muslim sangat terbatas. Hanya ada tujuh areal pemakaman. Minimnya areal pemakaman ini pun kerap diwarnai penolakan penguburan karena dianggap dapat mencemari lingkungan. 

Dilansir di South China Morning Post, Sabtu (19/9), minimnya lahan pemakaman bagi umat Muslim berarti beban berat bagi penduduk Muslim di negara itu. Karena jika hendak melakukan penguburan, para penduduk Muslim tak sedikit yang harus menempuh perjalanan jauh dari rumah mereka dengan biaya yang mahal. 

Baca Juga

Penduduk Hiji yang menolak pemakaman Muslim menilai pemakaman akan mencemari tanah dan air. Padahal hal ini telah dibantah oleh para pemimpin Muslim di Jepang, dimana kremasi lebih umum dilakukan. 

Jepang sedang menunggu hasil pemungutan suara di kota Hiji untuk mengetahui apakah mereka memiliki tempat untuk menguburkan jenazah, meskipun petisi yang menentang proposal tersebut telah beredar di masyarakat. Penduduk lokal mengklaim tradisi Muslim mengubur tubuh, berlawanan dengan kremasi, menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat lokal karena kontaminasi tanah serta sumber air lokal yang digunakan untuk irigasi tanaman dan minum. 

 

"Alasan ini tidak masuk akal," kata perwakilan pemimpin Muslim setempat. 

Kepala Asosiasi Muslim Jepang (Beppu), Khan Muhammad Tahir Abbas, mengatakan, membangun masjid di Beppu sekitar 10 tahun yang lalu dan segera menyelesaikan proyek berikutnya, yakni pemakaman. Ia mencoba menemukan tempat di mana umat Islam dapat dimakamkan sesuai dengan aturan yang dianut umat Islam. 

Adapun Beppu berjarak sekitar 13 kilometer dari Hiji, yakni di prefektur Oita, Kyushu. “Kami ke Kantor Kota Beppu berkali-kali untuk menanyakan apa yang perlu kami lakukan dan mereka tidak pernah menolak permintaan kami untuk memiliki kuburan, tapi mereka juga tidak pernah menerima kami,” katanya. 

Frustrasi atas kegagalan pejabat di Beppu mengatasi kekhawatiran mereka, asosiasi Muslim membeli sebidang tanah seluas 8.000 meter persegi di kota tetangga Hiji dengan tujuan membangun pemakaman khusus dengan 120 makam. Abbas, yang berasal dari Lahore di Pakistan tetapi telah tinggal di Jepang sejak 2001 dan merupakan profesor teknologi di Ritsumeikan Asia Pacific University itu berupaya mencari solusi untuk menyediakan areal pemakaman bagi Muslim di Jepang, termasuk Hiji. 

https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3102080/japan-plan-dedicated-muslim-cemetery-hiji-faces-opposition

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement