Sabtu 19 Sep 2020 17:23 WIB

Kepala BPH Migas Minta Pertamina Bangun SPBN Pelabuhan Krui

Usulan pendirian SPBN sudah beberapa kali disampaikan ke Pemda dan Kemen KKP.

Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dan tim didampingi Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu PT Pertamina (Persero) Ferry Fernando melakukan kunjungan lapangan ketersediaan dan pendistribusian BBM di sentra nelayan pelabuhan Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung (19/9).
Foto: BPH Migas
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dan tim didampingi Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu PT Pertamina (Persero) Ferry Fernando melakukan kunjungan lapangan ketersediaan dan pendistribusian BBM di sentra nelayan pelabuhan Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KRUI -- Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dan tim didampingi Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu PT Pertamina (Persero) Ferry Fernando melakukan kunjungan lapangan ketersediaan dan pendistribusian BBM di sentra nelayan pelabuhan Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung (19/9).

Krui yang berada di pesisir Samudera Hindia adalah ibu kota dari Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Sebelumnya, Pesisir Barat ini merupakan bagian dari Kabupaten Lampung Barat.

Wilayah Krui terkenal sebagai tempat nelayan mendapatkan ikan blue marlin atau yang dikenal dengan ikan tuhuk oleh masyarakat sekitar mulai bobot dua kwintal sampai yang terkecil 20 kg per ekor dengan harga di TPI sekitar Rp 60 ribu per kg.

Dalam kunjungan ini Kepala BPH Migas mendapatkan bahwa di wilayah sentra nelayan Pelabuhan Krui belum memiliki penyalur BBM untuk nelayan (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan/SPBN). SPBN dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nelayan Pelabuhan Krui. P"ara nelayan biasa mengambil BBM di kios pengecer sekitar," ujarnya.

Kepala BPH Migas juga berdialog dengan para nelayan terkait dengan potensi perikanan di Krui dan kendala yang dihadapi oleh para nelayan. Dijelaskan oleh pembina nelayan, yang juga Ketua Gapensi Kabupaten Pesisir Barat, Supardi Rudianto, bahwa nelayan di Pelabuhan Krui ada lebih dari 4000-an.

Mereka umumnya menggunakan kapal dengan BBM jenis Premium. Hanya dua kapal yang menggunakan BBM Solar. Salah satunya kapal patroli perhubungan yang sudah jarang ke Krui, karena kewenangan sudah beralih ke Provinsi. Kebanyakan nelayan tinggal di Pulau Pisang, 40 menit dengan motor nelayan dari Krui. Di sana ada enam Desa dalam satu Kecamatan.

Lebih lanjut Supardi Rudianto menjelaskan kebutuhan BBM untuk nelayan dipelabuhan Krui sekitar 80 ton per hari atau kisaran 20 liter per hari untuk setiap motor nelayan. Selama ini para nelayan membeli BBM ke pengecer atau koperasi yang diambil dari SPBU terdekat dengan harga jual Rp 8.000 per liter.

Padahal harga di SPBU Rp 6.450 per liter. "Tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan nelayan" kata Supardi.

Menurutnya usulan pendirian SPBN sudah beberapa kali disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat atau Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tapi belum ada respons yang kongkrit baik dari Pemerintah Daerah maupun Pertamina.

Menanggapi hal tersebut Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menyatakan kehadirannya ke Krui ingin memastikan segera dibangun SPBN di Krui. "Saya ingin, lewat koperasi dan rekomendasi dari KKP untuk segera dibangun SPBN disini, paling tidak tahun depan harus sudah beroperasi. BPH Migas segera akan membuat surat ke Pertamina, ke KKP, juga Komisi VII DPR RI berupa rekomendasi untuk segera dibangun SPBN disini," ujar Ifan.

Menurut Ifan, Krui sangat potensial, jumlah nelayan banyak, apalagi disini ada ikan blue marlin yang unik dan enak, yang besarnya bisa mencapai 200 kg. Selain wisata kuliner pantainya juga bagus sebagai tempat surfing bagi turis mancanegara.

photo
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa dan tim didampingi Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu PT Pertamina (Persero) Ferry Fernando melakukan kunjungan lapangan ketersediaan dan pendistribusian BBM di sentra nelayan pelabuhan Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung (19/9). - (BPH Migas)

Terkait dorongan BPH Migas agar segera dibangun SPBN di Krui, Sales Branch Manager (SBM) IV Lampung-Bengkulu Pertamina Ferry Fernando memberikan respons positif terhadap dorongan BPH Migas. Ia akan terus mengawal usulan pendirian SPBN tersebut karena memang lembaga penyalur Pertamina berupa SPBN di Pelabuhan Krui belum ada.

Padahal pelabuhan ini dikenal secara nasional bahkan internasional, bukan hanya untuk pendaratan nelayan menangkap ikan blue marlin tetapi juga untuk surfing dan yang lainnya. "Kami akan segera mentindaklanjuti usulan pembuatan SPBN dan akan koordinasi dengan Koperasi setempat, Pemkab juga ke PT Pertamina MOR 2 dan Pusat Pusat, serta akan melaporkan progresnya ke BPH Migas," ujar Ferry.

Selain terkenal dengan hasil tangkapan nelayan ikan Blue Marlin, Kawasan Krui juga mempunyai segudang potensi, khususnya wisata bahari. Salah satunya adalah potensi pantai dan ombak yang terbaik di dunia. Krui banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, terkenal sebagai tempat surfing yang bagus bagi para turis karena ombak pantai yang tinggi dan panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement