Sabtu 19 Sep 2020 15:20 WIB

Pemerintah Optimistis Indonesia Bisa Terhindar dari Resesi

Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin yakin Indonesia tak akan terjerumus resesi.

Rep: VoA Indonesia (swa.co.id)/ Red: VoA Indonesia (swa.co.id)
Ilustrasi penyerahan bansos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). (Foto: Kemensos)
Ilustrasi penyerahan bansos kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). (Foto: Kemensos)

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin meyakini Indonesia tidak akanterjerumus ke dalam resesi karena berbagai stimulus yang digelontorkan akan memberi daya ungkit bagi perekonomian tanah air pada kuartal III tahun ini.

Ia memaparkan, anggaran stimulus untuk PEN yang sudah tersalurkan mencapai Rp87,5 triliun. Pemerintah menargetkan bisa menyalurkan stimulus PEN ini setidaknya Rp100 triliun sampai akhir September.

“Tetapi memang ada variabel lain yang kita tidak tahu apakah turunnya lebih dalam atau kemudian ada sektor lain yang tidak produktif, itu di luar perkiraan kita. Tapi dengan bekerja keras salurkan Rp 100 triliun, kita harap dalam tiga bulan terakhir ini kita bisa berikan daya ungkit ekonomi yang cukup besar untuk kuartal III,” ungkap Budi dalam telekonferensi pers, di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (16/9).

Budi bahkan menyebut, dengan berbagai stimulus itu, ekonomi bisa tumbuh hampir menyamai pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun lalu yaitu 5,02 persen.

"September ini merupakan awal kuartal III untuk menjaga, atau mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebisa mungkin. Sesuai arahan Presiden agar bisa ada di kisaran yang sama, dengan angka di kuartal III tahun lalu," kata Budi.

Untuk terhindar dari resesi, Indonesia memang harus mencatat kinerja ekonomi yang positif pada kuartal III ini. Pertumbuhan ekonomi nasional tercatat minus 5,32 persen pada kuartal II lalu.

Realisasi Anggaran Stimulus PEN

Budi mengungkapkan, pemerintah perlu bergegas menghidupkan roda perekonomian dengan menggenjot belanja pemerintah. Ini merupakan satu-satunya cara mengingat konsumsi rumah tangga sudah anjlok dihantam pandemi. Belanja pemerintah bisa digenjot dengan mempercepat penyaluran perlindungan sosial.

Hingga saat ini, kata Budi, dana program kartu sembako yang sudah tersalurkan sudah mencapai Rp30 triliun (69,2 persen) dari pagu anggaran Rp43,6 triliun, sedangkan dana program keluarga harapan (PKH) yang menarget 10 juta keluarga miskin baru terealisasi sekitar 77.9 persen dari pagu anggaran Rp37.4 triliun.

Sementara itu, dana program bantuan sosial (bansos) tunai dan non tunai sudah terserap 71,9 persen; dana bantuan langsung tunai (BLT) 34,4 persen, dana program bantuan presiden 66 persen, dana program bantuan presiden (banpres) produktif 66 persen, dan dana program subsidi bunga UMKM 7,65 persen.

Mengenai dana program subsidi bunga UMKM yang masih rendah, Budi mengatakan, “Ini memang masih agak jauh. Tapi kita juga sudah menyadari kemungkinan besar akan kami pakai sisanya untuk program lainnya. Programnya sudah dibikin, sebentar lagi akan kita announce program baru apa yang bisa manfaatkan gap yang ada.”

Budi juga mengungkapkan, realisasi program padat karya kementerian/lembaga (KL) sudah mencapai Rp11 triliun atau 59.5 persen dari pagu anggaran Rp18.4 triliun, sementara realisasi program subsidi gaji bagi pegawai di bawah Rp5 juta sudah mencapai Rp8 triliun atau 90,1 persen dari pagu Rp8,8 triliun.

“Jadi ada dua program besar kita, yang sampai akhir September kita dorong. Yakni banpres produktif sekitar Rp 8,6 triliun dan subsidi gaji sekitar Rp 8,8 triliun kami dorong disalurkan sampai akhir September. Kalau dua program unggulan tadi bisa diselesaikan sampai akhir September, maka ada Rp 17,4 triliun tambahan. Dan ini bisa mendorong sentuh angka Rp 100 triliun dalam tiga bulan terakhir. Sehingga pemulihan ekonomi kuartal III bisa kita bantu dan masyarakat lebih nyaman di tengah pandemi,” paparnya.

Budi menegaskan, bahwa satgas pemulihan dan transformasi ekonomi nasional akan selalu mendukung dan membantu penanganan COVID-19. Menurutnya, jika sektor kesehatan tidak kunjung pulih maka akan sulit bagi sektor ekonomi untuk bangkit. 

Sumber: VoAIndonesia.com

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement