Sabtu 19 Sep 2020 12:28 WIB

Masjid Biru, Bukti Kemutakhiran Gaya Arsitektur Islam

Masjid Biru dikenal sebagai Masjed-e Kabud dalam bahasa Farsi.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Biru, Bukti Kemutakhiran Gaya Arsitektur Islam. Masjid Biru di kota bersejarah kuno, Tabriz, ibu kota provinsi barat laut Azerbaijan Timur, Iran.
Foto: Tehran Times
Masjid Biru, Bukti Kemutakhiran Gaya Arsitektur Islam. Masjid Biru di kota bersejarah kuno, Tabriz, ibu kota provinsi barat laut Azerbaijan Timur, Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TABRIZ -- Sebagai kota bersejarah kuno, Tabriz, ibu kota provinsi barat laut Azerbaijan Timur, Iran memiliki banyak tempat wisata untuk ditawarkan kepada para wisatawan. Salah satunya adalah Masjid Biru, yang dikenal sebagai Masjed-e Kabud dalam bahasa Farsi.

Masjid biru adalah salah satu monumen sejarah Iran yang berharga yang gaya arsitekturnya yang khas telah membedakan bangunan megah ini dari bangunan lainnya. Masjid Biru menjadi contoh desain dan dekorasi Islami karena terdapat aksara kufi, naskh, dan thulth serta berbagai pola arab dan geometris di dalamnya.

Baca Juga

Masjid yang selesai dibangun pada 1465 ini juga disebut pirus Islam karena ubin birunya yang indah, hiasan dan ukiran dindingnya, serta ukuran masjid yang sangat besar. Masjid tersebut selamat dari gempa bumi dahsyat pada 1727. Namun, banyak bagiannya yang rusak karena gempa yang melanda pada abad yang sama. Pda 1973, pemerintah melakukan renovasi mengingat banyaknya bagian masjid yang rusak. 

Beberapa bagian marmer yang hilang pada fasad masjid juga mengingatkan bekas luka yang ditanggung masjid akibat kerusakan yang diderita akibat gempa. Beberapa pengunjung mengatakan, "Dari luar, awalnya terlihat agak mengecewakan tetapi interiornya indah dan sepadan dengan harga masuk."

 

Di bagian selatan masjid terdapat mausoleum yang dihormati sepanjang masa, yang merupakan sumber kemegahan. Bangunan itu seluruhnya ditutupi dengan lempengan marmer besar di mana ayat-ayat dari Alquran telah diukir dengan latar belakang Arab yang bagus.

Terlepas dari arsitektur dan sejarahnya yang unik, permainan warna dan cahaya yang bersinar melalui jendela masjid, memberikan kesempatan besar bagi fotografer untuk mengambil foto artistik yang unik. Mahmud Ghazan, yang merupakan penguasa ketujuh dari Ilkhanate Kekaisaran Mongol, menjadikan Tabriz sebagai ibu kota M pada akhir abad ke-13.

Pada 1392, kota ini diambil alih oleh seorang penakluk dari Turki bernama Timur (Tamerlane). Beberapa dekade kemudian, Kara Koyunlu Turkmen memilihnya sebagai ibu kota mereka. Masjid Biru dibangun di bawah pemerintahan mereka.

Tabriz mempertahankan status administratifnya di bawah Dinasti Safawi hingga 1548. Saat itu, Shah Tahmasb I yang menikmati masa pemerintahan terlama dari setiap anggota dinasti, memindahkan ibu kotanya ke Qazvin. Selama dua abad berikutnya, Tabriz berpindah tangan beberapa kali antara Iran dan Kekaisaran Ottoman.

Sumber: https://www.tehrantimes.com/news/452583/Tabriz-Blue-Mosque-a-masterpiece-of-Islamic-architecture

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement