Sabtu 19 Sep 2020 00:17 WIB

Anggota Covid-19, Ketua KPU Tangsel Sebut Dinkes Lamban

Hasil swab test pegawai KPU Tangsel lama diketahui.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Ani Nursalikah
Anggota Covid-19, Ketua KPU Tangsel Sebut Dinkes Lamban. Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Anggota Covid-19, Ketua KPU Tangsel Sebut Dinkes Lamban. Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Ketua KPU Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Bambang Dwitoro menyayangkan lambatnya hasil swab test pegawai KPU dari Dinas Kesehatan setempat. Swab test seluruh pegawai KPU dilakukan pada akhir Agustus lalu dan hasilnya diketahui pada Rabu (16/9).

Dari hasil swab test yang dilakukan, anggota KPU Kota Tangsel Achmad Mudjahid Zein dan satu staf dinyatakan positif Covid-19. Sebab tak mengetahui, dalam waktu yang cukup lama tersebut, keduanya beraktivitas seperti biasanya.

Baca Juga

Bambang pun mengatakan kinerja Dinas Kesehatan kota Tangsel dinilai lamban. Meski ia berkali-kali meminta untuk mengetahui hasil swab yang telah dilakukan, namun hasil swab tak kunjung diterima.

"Intinya gini deh. Kritik saya ini kepada Dinkes, termasuk sama kadisnya. Saya sampaikan bahwa KPU itu mau melaksanakan pendaftaran bakal calon, dan akan melibatkan banyak orang tolong segera dikeluarkan hasil swab. Terus Dinkes menjawab 'Siap Pak nanti. Ditunggu'," ujar Bambang, Jumat (18/9).

Seluruh pegawai dan staf KPU pun tak menyadari ada diantara mereka yang positif Covid-19. Sehingga pegawai yang kemarin baru dinyatakan positif Covid-19 beraktivitas seperti biasanya.

"Sampai Senin kemarin belum juga keluar, akhirnya ditunggu sama Pak Fajar (Sekretaris KPU Tangsel). Hasil tes saya baru keluar tanggal 14, Pak Zein tanggal 16 September. Nah akhirnya ketahuan ada yang positif dua orang," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Tangsel mengungkap alasan lamanya penerbitan hasil swab test anggota KPU Tangsel. Kepala Dinas Kesehatan Deden Deni mengatakan, hasil swab keluar 14 hari setelah pemeriksaan karena antrean sampel yang diperiksa di laboratorium.

“Iya antre. Apalagi akhir-akhir ini kan banyak kasus, ya otomatis mereka numpuk juga spesimen yang harus diperiksa," ujar Deden.

Deden melanjutkan, saat itu Tangsel belum memiliki laboratorium dengan alat PCR untuk pemeriksaan spesimen dan masih bergantung pada pihak lain. Sehingga, ia tidak dapat memaksakan laboratorium agar memprioritaskan penerbitan hasil swab anggota KPU Tangsel.

"Sampel kita itu dikirimkannya ke Litbangkes, ke Lab UI, ke Labkesda Provinsi, ke UIN. Nah kan disana juga tergantung jumlah sampel spesimen yang mereka periksa," katanya.

Kini ia tengah berupaya lakukan komunikasi dengan KPU Tangsel untuk melakukan disinfeksi gedung, dan juga pelacakan kasus dengan mengadakan swab test massal. Namun, ia belum dapat memastikan kapan kegiatan tersebut akan dilakukan.

“Idealnya kan gitu, didisinfeksi dulu kantornya, semua stafnya diswab, di-tracking kontaknya ke mana saja. Ya kita akan proses itu," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement