Sabtu 19 Sep 2020 00:58 WIB

Limbah Fiber Pakaian Cuci Capai 5,6 Juta Ton Sejak 1950-an

Limbah mikrofiber sintetis selain mempengaruhi air, juga berdampak terhadap tanah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Karyawan memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci di salah satu tempat usaha laundry. ilustrasi
Foto: ANTARA/Arnas Padda
Karyawan memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci di salah satu tempat usaha laundry. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Jumlah total mikrofiber sintetis yang masuk ke lingkungan saat kita mencuci pakaian mencapai jumlah yang mencengangkan. Ilmuwan AS memperkirakan jumlahnya menjadi 5,6 juta ton sejak kita pertama kali mulai mengenakan pakaian poliester dan nilon secara besar-besaran pada tahun 1950-an.

Lebih dari setengah massa ini atau 2,9 juta ton nya, kemungkinan telah berakhir di sungai dan laut kita. Menurut para peneliti, itu setara dengan tujuh miliar jaket bulu.

Baca Juga

Kita mengkhawatirkan polusi air. Di sisi lain, masalah "bulu" sintetis yang semakin meningkat ini adalah salah satu yang memengaruhi tanah.

Tim Universitas California, Santa Barbara, yang melakukan kalkulasi ini menemukan bahwa emisi ke lingkungan darat sekarang telah melampaui emisi ke badan air, yakni sekitar 176.500 ton per tahun versus 167.000 ton.

Alasannya? Pekerjaan pengolahan air limbah menjadi sangat baik dalam menangkap serat yang hilang dari mesin cuci. Apa yang terjadi adalah serat yang ditangkap, bersama dengan lumpur biosolid, kemudian diaplikasikan ke lahan pertanian atau hanya dikubur di tempat pembuangan sampah.

"Saya mendengar orang mengatakan bahwa masalah serat mikro sintetis dari pencucian pakaian akan teratasi dengan sendirinya karena pekerjaan pengolahan air limbah menjadi lebih tersebar luas di seluruh dunia dan lebih efisien. Tapi sebenarnya yang kami lakukan hanyalah memindahkan masalah dari satu kompartemen lingkungan ke kompartemen lingkungan lainnya," ujar Roland Geyer, dari Bren School of Environmental Science and Management UCSB, dilansir di BBC News, Kamis (17/9).

Ahli ekologi industri, yang bekerja dengan berbagai pakar lainnya, sebelumnya telah mengetahui jumlah total plastik murni yang pernah diproduksi (8,3 miliar ton), dan aliran tahunan plastik ke lautan (kira-kira delapan juta ton setahun).

Jenis penghitungan ini sangat rumit, melibatkan model, dan harus menggunakan beberapa asumsi untuk menutupi celah data dunia nyata.

Sekitar 14 persen dari semua plastik digunakan untuk membuat serat sintetis, terutama untuk pakaian. Saat pakaian itu dicuci, pakaian akan melepaskan helai-helai kecil yang jauh lebih tipis dari rambut manusia.

Untuk laporan yang baru saja diterbitkan di jurnal PLoS, tim UCSB mencoba mencari tahu berapa banyak pakaian sintetis yang diproduksi selama 65 tahun terakhir ini, bagaimana itu digunakan dan bagaimana itu dibersihkan.

Ketika tim UCSB menjalankan analisis alirannya pada semua variabel ini, jumlah yang muncul untuk total massa serat mikro sintetis yang dipancarkan dari pencucian pakaian antara tahun 1950 dan 2016 adalah 5,6 juta ton.

Namun, setengah dari jumlah ini, dirilis hanya dalam dekade terakhir. Ini sebagian adalah konsekuensi dari koleksi pakaian kita. Pada tahun 1990, kata para peneliti, rata-rata stok global garmen per kapita adalah 8kg. Pada 2016, beratnya 26kg per orang.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement