Jumat 18 Sep 2020 17:06 WIB

Cegah Covid-19, Polsek Kalideres Gelar Tes Usap Massal

Belum seluruh anggota Polsek Kalideres yang mengikuti tes usap massal.

Rep: Akhmad Nursyeha/ Red: Bilal Ramadhan
Tes swab (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Tes swab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polsek Kalideres gelar swab test atau tes usap massal untuk 50 personel anggota polisi. Tes usap massal itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan dini terhadap penularan Covid-19 di Polsek tersebut.

"Ada 50 personel kami yang ikuti tes usap massal di Lobi Polsek Kalideres," kata Kapolsek Kalideres Kompol Slamet Riyadi saat dikonfirmasi, Jumat (18/9).

Slamet mengaku pihaknya sendiri yang mengajukan permohonan tes usap massal kepada Puskesmas Kalideres. Hal itu guna memastikan seluruh anggota Polsek Kalideres aman dari Covid-19.

"Kegiatan dilaksanakan bertujuan untuk mendeteksi lebih dini terhadap kesehatan personel Polsek Kalideres dan jajaran guna kelancaran dalam pelaksanaan tugas sehari-hari," ujar Slamet.

Pada tes usap itu, lanjut Slamet, seluruh anggota Polsek Kalideres belum semuanya mengikuti tes usap massal. Sebab, masih ada sekira 50 personel lagi yang belum mengikuti tes usap. "Nanti sisanya menyusul," kata dia.

Slamet menambahkan, rencananya hasil dari tes usap massal itu akan keluar tujuh hari usai tes usap diadakan. "Dari hasilnya nanti akan keluar tujuh hari kemudian, hasil dari puskesmas," katanya.

Sementara itu, Slamet belum dapat memastikan langkah penutupan sementara Polsek Kalideres jika ada anggota yang terpapar Covid-19. Sebab, pihaknya masih menunggu arahan dari pimpinan terkait prosedur pelayanan jika ada anggota yang positif Covid-19.

"Sementara ini kalau ada anggota positif Covid-19 akan diisolasi. Kami masih tunggu instruksi pimpinan soal penutupan pelayanan," ujarnya.

Slamet menjamin pihaknya sudah terapkan 3M dalam pelayanan selama ini seperti mewajibkan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Upaya itu sebagai penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement