Jumat 18 Sep 2020 15:08 WIB

Mendag: Masyarakat Lebih Pilih Menabung Daripada Belanja

Deflasi terjadi berturut-turut mengindikasikan daya beli konsumsi belum pulih.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Deflasi terjadi berturut-turut mengindikasikan daya beli konsumsi belum pulih.
Foto: Antara/Feny Selly
Deflasi terjadi berturut-turut mengindikasikan daya beli konsumsi belum pulih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah menimbulkan gangguan ekonomi di dunia, termasuk Indonesia. Virus tersebut telah membuat daya konsumsi Indonesia menurun.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebutkan, deflasi terjadi berturut-turut pada Juli dan Agustus. Hal itu memperlihatkan, daya beli konsumsi belum pulih.

Baca Juga

"Kondisi ini menunjukkan belum pulih daya beli dan masih menurun. Sebab sejak Maret ketidapastian muncul akibat pandemi virus Covid-19," ujar Agus dalam pembukaan pameran lisensi dan waralaba yang digelar secara virtual, Jumat (18/9). 

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kata dia, membuat masyarakat lebih memilih meningkatkan tabunganya dan beralih ke investasi. "Apalagi ditambah PSBB di ibu kota Jakarta karena jumlah kasus covid-19 meningkat dan mendorong masyarakat mengurangi konsumsi dan meningkatkan tabungan serta lebih berinvestasi," jelasnya.

Dia pun memastikan agar jalur distribusi tetap berjalan lancar. Hal ini demi memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok yang bisa mendorongkak daya beli konsumsi masyarakat.

"Kita Memastikan jalur distribusi berjalan tetap lancar agar di pusat dan daerah masih ada aktivitas yang berjalan kegiatan usaha melayani kebutuhan pokok dan masyarakat bahan pangan. Karena ada sektor 11 usaha yang tetap berusaha, kita memastikan jalur distribusi dan logistik tidak mengalami kendala," tegas dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement