Jumat 18 Sep 2020 13:38 WIB

China, Jepang, Korsel Kerja Sama Pulihkan Ekonomi

China, Jepang, Korsel sepakat mempertahankan perdagangan multilateran dan investasi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
bendera Jepang, China, Korea. Ketiga negara kerja sama pulihkan ekonomi
Foto: futureatlas.com
bendera Jepang, China, Korea. Ketiga negara kerja sama pulihkan ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara China, Jepang, dan Korea Selatan sepakat untuk melipatgandakan dana untuk membantu kawasan tersebut pulih secara ekonomi dari krisis akibat virus corona tipe baru atau Covid-19. Ketiga negara juga berjanji untuk mempertahankan perdagangan multilateral dan sistem investasi.

"China, Jepang, dan Korea Selatan berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dan komunikasi kita satu sama lain serta negara-negara ASEAN untuk bekerja menuju pemulihan ekonomi cepat di kawasan kita," ujar pernyataan bersama setelah telekonferensi dengan 10 anggota ASEAN.

Baca Juga

"Sambil tetap waspada terhadap ketidakpastian di masa depan, (kami) menegaskan pentingnya mempertahankan perdagangan multilateral dan sistem investasi yang terbuka dan berbasis aturan," kata mereka dalam pernyataan.

Pertemuan tahunan dilakukan setelah virus corona memicu penurunan yang dalam di ekonomi regional. Krisis ekonomi akibat pandemi mengganggu perdagangan global dan rantai pasokan, serta meningkatkan volatilitas pasar di Asia dan sekitarnya.

Menyoroti kekhawatiran tentang risiko pukulan terhadap likuiditas pasar, Jepang dan Malaysia menandatangani pengaturan pertukaran mata uang bilateral yang memungkinkan pihak berwenang untuk menukar hingga 3 miliar dolar AS mata uang mereka. Para pemimpin keuangan negara-negara juga berjanji untuk membantu meningkatkan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), jaringan pengaturan pertukaran mata uang multilateral yang dianggap penting untuk jaring pengaman keuangan kawasan.

"Kami berharap CMIM… diperkuat lebih lanjut untuk membantu ekonomi regional menghadapi berbagai situasi krisis termasuk pandemi," kata mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement