Jumat 18 Sep 2020 10:36 WIB

FKUI Latih 120 Guru untuk Tanggap Darurat Covid-19

Pelatihan tanggap darurat covid-19 untuk guru oleh FKUI mulai 7 Agustus-12 September.

Rep: Rusdi Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
FKUI Latih 120 Guru untuk Tanggap Darurat Covid-19. Foto: Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
FKUI Latih 120 Guru untuk Tanggap Darurat Covid-19. Foto: Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Tim Pengabdian Masyarakat (pengmas) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).berkolaborasi dengan IMANI CARE menggelar pelatihan tanggap darurat yang diperuntukkan bagi 120 guru se-Indonesia. Pelatihan dilakukan secara daring mulai tanggal 7 Agustus-12 September 2020 lalu.

Kegiatan pengmas yang diketuai dr. Sri Wahdini, M.Biomed, Sp.Ak ini bekerja sama dengan IMANI CARE, sebuah NGO yang bergerak dalam bidang kesehatan, diketuai oleh dr. Ahmad Jamaluddin, MPH.

Baca Juga

Bertindak sebagai Manajer Pelaksana kegiatan adalah dr. Rahmapuspita, M.Si., serta melibatkan tim dosen FKUI yaitu dr. Nora Sutarina, SpKO dan dr. Ardiana Kusumaningrum, SpMK dan belasan instruktur dari IMANI CARE. Para guru yang mengikuti pelatihan diantaranya berasal dari Aceh Besar, Banyuasin, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Depok, Bandung, Banten, Jombang, Blitar, Bantul, Balikpapan, Kendari, Sumbawa Besar, Lombok, Makassar, hingga Ternate.

"Program ini merupakan upaya pembentukan relawan tanggap darurat dan pelibatan aktif para guru sebagai edukator terkait perubahan perilaku serta kebiasaan di sekolah di era pademi COVID-19, seperti cuci tangan yang benar, etika batuk, pemakaian masker, dan jaga jarak," ujar Ketua Pengmas dr. Sri Wahdini, M.Biomed, Sp.Ak dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (17/9).

Menurut Sri, materi pelatihan yang diberikan yaitu, penilaian dan upaya pertolongan pertama pada korban, bantuan hidup dasar (BHD), Resusitasi Jantung Paru (RJP)  Pengenalan tubuh manusia  Penanganan Pertama pada Kegawatdaruratan Medis, Pencegahan infeksi termasuk COVID-19 dan Upaya adaptasi dalam kebiasaan baru serta aktivitas fisik di era new normal.

"Pelatihan diberikan dalam bentuk edukasi dan skills station secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Selain itu peserta mengikuti pretest-posttest, dan diberikan tugas untuk membuat media edukasi berdasarkan materi yang telah dipelajari yang diunggah ke media sosial sebagai bentuk bukti mengikuti kegiatan," jelasnya.

Pelatihan yang diberikan secara cuma-cuma ini dibagi ke dalam enam kali pertemuan dengan total 24 jam. Pelatihan diselenggarakan setiap hari Sabtu dan Minggu selama tiga pekan berturut-turut dan dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 peserta.

“Kami berharap melalui pelatihan ini dapat menambah pengetahuan dan keberanian guru untuk dapat menjadi penolong pertama saat terjadi keadaan darurat dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut ke para siswa serta memiliki pengetahuan mengenai penerapan kebiasaan baru dalam upaya pencegahan COVID-19,” harap Sri.

Kegiatan ini terselenggara atas dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang merupakan para guru dapat menjadi penolong untuk dirinya sendiri, keluarga, siswa di sekolah, serta masyarakat. Selain itu guru sebagai pendidik dapat mengajarkan dan menerapkan ilmunya terutama pengetahuan dalam upaya pencegahan COVID-19 di sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement