Kamis 17 Sep 2020 19:23 WIB

Film Mulan Disambut Dingin oleh Warga Hong Kong

Seruan untuk memboikot film Mulan sepertinya memukul penjualan tiket di Hong Kong.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Film live-action Disney, Mulan. Di Hong Kong, Mulan tak begitu dilirik penonton bioskop.
Foto: Jasin Boland/Disney via AP
Film live-action Disney, Mulan. Di Hong Kong, Mulan tak begitu dilirik penonton bioskop.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Live action Mulan yang tayang perdana pada Kamis (17/9) disambut dingin oleh warga Hong Kong. Seruan para aktivis pro demokrasi untuk memboikot film tersebut sepertinya sukses memukul penjualan tiket di Hong Kong.

Film produksi Disney itu memicu kontroversi setelah sang pemeran utama Liu Yifei terang-terangan mendukung aksi brutal polisi dalam menghadapi massa pro demokrasi di Hongkong. Sebagian besar bioskop Hong Kong menayangkan film Mulan secara perdana pada Kamis pagi.

Baca Juga

"Saya tidak akan menonton Mulan karena sikap pemeran utamanya dan lokasi pembuatan film itu," kata juru tulis Cherry Lee saat ditanya alasan mengapa ia melewatkan pemutaran perdana film Mulan di Teater Broadway Mong Kok, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (17/9).

Di Festival Grand Cinema Hong Kong, Mulan juga harus menelan kepahitan. Jumlah pemesanan tiket untuk Mulan jauh lebih sedikit ketimbang film Tenet karya Christopher Nolan, yang akan memulai debutnya di Hong Kong pada 20 September.

Film Mulan juga mendapat sambutan dingin di China daratan. Tanpa alasan yang jelas, pihak berwenang China bahkan melarang media untuk meliput penayangan perdana Mulan.

Secara internasional, kritik atas Mulan juga fokus lokasi syuting, yakni di Xinjiang, lokasi kamp penahanan terhadap etnis Uighur dan Muslim lainnya. Disney juga kedapatan memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada entitas pemerintah di Xinjiang dan biro keamanan publik di Turpan, karena telah membantu proses syuting.

Aktivis Joshua Wong menegaskan bahwa fakta itu memperburuk keadaan. “Sekarang, ketika Anda menonton #Mulan, Anda tidak hanya menutup mata terhadap kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial di Hong Kong, Anda juga berpotensi terlibat dalam penahanan massal Muslim Uighur,” kata Joshua Wong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement