Kamis 17 Sep 2020 07:48 WIB

OECD: Prospek Ekonomi Global tak Seburuk yang Diprediksi

OECD memprediksi ekonomi global kembali pulih dan tumbuh lima persen tahun depan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memprediksi, ekonomi global tidak akan seburuk yang diperkirakan sebelumnya, terutama di Amerika Serikat dan China. Tapi, banyak negara akan mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat pandemi virus corona.

Prediksi tersebut disampaikan OECD dalam laporan terbarunya, OECD Economic Outlook, Interim Report September 2020 yang dirilis Rabu (16/9).

Baca Juga

Dalam laporan itu, OECD menyebutkan, Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan turun 4,5 persen pada tahun ini. Angka tersebut lebih baik dibandingkan kontraksi enam persen yang diperkirakan pada Juni. Ekonomi global akan kembali pulih dan tumbuh lima persen tahun depan.

Seperti dilansir di Associated Press, Rabu (16/9), OECD memberikan catatan, prospek itu masih bergantung pada ketidakpastian yang cukup besar karena pandemi amsih terus berlanjut. Prospek OECD juga mengasumsikan, wabah lokal sporadis akan berlanjut dan vaksin belum tersedia sampai akhir 2021.

OECD meningkatkan perkiraannya untuk ekonomi Amerika. Sebelumnya, Negeri Paman Sam diperkirakan kontraksi 7,3 persen, namun kini sudah jauh lebih baik dengan prediksi kontraksi 3,8 persen.

China diperkirakan menjadi satu-satunya negara dalam kelompok 20 ekonomi terkuat (G20) yang tumbuh pada 2020. OECD memproyeksikan, China bisa tumbuh 1,8 persen, bukan menyusut 2,6 persen, seperti yang diperkirakan pada Juni.

Sementara itu, OECD memangkas perkiraannya untuk India, Meksiko dan Afrika Selatan.

Organisasi yang berbasis di Paris ini memberikan saran kepada negara-negara maju tentang kebijakan ekonomi, mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan pajak atau memotong belanja pada tahun depan. "Untuk menjaga kepercayaan dan membatasi ketidakpastian," tulis OECD.

Dukungan fiskal dan moneter untuk ekonomi tetap perlu dipertahankan. Kepala Ekonom OECD Laurence Boone mengatakan, semuanya perlu dilakukan untuk memperkuat kepercayaan sekaligus menjadi kunci pemulihan dan mengakselerasinya secara lebih cepat serta berskala besar.

Pemerintah, khususnya, perlu terus membantu masyarakat untuk mencari pekerjaan dan mendukung investasi. "Pesan pertama yang ingin kami kirinkan, jangan mengulangi kesalahan masa lalu, jangan mencabut dukungan fiskal terlalu dini," kata Boone.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement