Kamis 17 Sep 2020 05:52 WIB

Saefullah tak Pernah Mengeluhkan Sakitnya, Ini Cerita Anies

"Beliau (Saefullah) selalu bilangnya, 'Alhamdullilah baik'," kata Anies.

Sekda DKI Jakarta Saefullah (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Foto: Twitter/@aniesbaswedan
Sekda DKI Jakarta Saefullah (kiri) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah selalu menyembunyikan kondisinya saat dirawat di rumah sakit karena terpapar Covid-19. Dikutip dari Berita Jakarta TV, Rabu (16/9) malam, Anies mengungkapkan, awalnya Saefullah meminta izin sakit pada Senin (7/9).

Anies saat itu merasa aneh karena Sekda yang dikenal sebagai pekerja keras, meminta izin pulang karena sakit. Akhirnya Anies pun mengizinkan orang nomor tiga Jakarta tersebut untuk pulang terlebih dulu dari agenda Sidang Paripurna.

Baca Juga

"Ketika Pak Sekda pamit hari Senin (7/9) untuk pulang, saat itu cuma bilang enggak enak badan. Kita komunikasi terus Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, tiap hari kita komunikasi," ucap Anies.

Akhirnya, kata Anies, dari Dinas Kesehatan DKI, dirinya baru mendapatkan kabar perkembangan kondisi Saefullah yang sebenarnya, setelah beberapa hari dirawat di RS MMC sejak 8 September 2020.

"Kalau dari pak Sekda beliau selalu bilangnya 'Alhamdullilah baik', 'Alhamdullilah baik'. Hari Minggu, Dinas Kesehatan menyampaikan bahwa Sekda harus dirawat di ICU, jam 01.00 WIB dia kirim WA menyampaikan pak Gub saya pindah ke RSPAD itu saja pesannya. Besoknya ketika ditanya jawabnya 'Alhamdulillah enakan pak stabil', padahal jelas kondisinya sudah menurun," ucap Anies menceritakan obrolannya dengan Saefullah.

Sesudah Saefullah masuk ke ruang ICU, Anies menyebut komunikasi antarmereka pun terputus. Anies melihat apa yang dilakukan oleh PWNU DKI Jakarta tersebut menunjukkan keteladanan yang tangguh dan tidak mudah menyerah yang bisa diikuti oleh jajaran PNS Pemprov DKI Jakarta.

"Bagi keluarga ini sebuah kehilangan yang amat besar, bagi kita juga di Pemprov DKI kehilangan yang amat besar. Tapi saya percaya pak Sekda ini diwafatkan sebagai seorang syuhada yang wafat akibat terkena wabah di mana dia berjuang untuk menyelesaikan wabah dan menyelamatkan warga Jakarta," ucap Anies.

Bagi keluarga, tambah Anies, ini adalah hal yang tidak mudah, tapi cobaan yang berat dan besar. Namun, dirinya percaya keluarga almarhum dapat melewatinya dengan baik.

"Dan keluarga Insya Allah akan terus membawa nama baik pak Saefullah. seorang yang berangkat dari kampung kecil Rorotan hingga dalam kariernya mencapai puncak tertinggi dan memberikan manfaat kepada begitu banyak orang," tutur Anies.

"Mari kita semua yang ditinggalkan ambil pengalaman, hikmah, keteladanan, dari hidup pak Sekda yang kehadirannya bermakna pada diri kita masing masing," kata Anies menambahkan.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah tutup usia pada Rabu (16/9) pukul 12.55 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, pada usia 56 tahun. Sebelumnya Saefullah menjalani perawatan di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan sejak 8 September 2020 hingga akhirnya dirujuk ke RSPAD Gatot Subroto pada Ahad (13/9) dini hari.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengonfirmasi Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah meninggal dunia akibat kerusakan jaringan paru-paru, efek dari paparan Covid-19. Widyastuti menjelaskan bahwa Saefullah meninggal karena shock sepsis irreversible dengan ARDS bagi pasien terkonfirmasi Covid-19.

Almarhum Saefullah, diputuskan untuk tidak dimakamkan di pemakaman khusus Covid-19 di Pondok Ranggon atau Tegal Alur. Namun, dikebumikan di makam keluarga di Rorotan Jakarta Utara.

Sebelum dikebumikan di peristirahatan terakhirnya, Saefullah terlebih dahulu diberikan penghormatan terakhir dalam upacara pelepasan jenazah almarhum di Pendopo Balai Kota Jakarta, Rabu, sekitar pukul 15.00 WIB. Saefullah telah menjabat sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta sejak 17 Juli 2014. Sebelumnya, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat pada tahun 2008-2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement