Rabu 16 Sep 2020 20:28 WIB

Anjing Gila Gigit Tujuh Warga Bengkulu Meresahkan

Petugas belum berhasil menangkap anjing gila itu.

Anjing. Ilustrasi
Foto: .
Anjing. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Kepala Dinas Pemadam Bahaya Kebakaran (PBK) Kota Bengkulu Saipul Apandi menyebut anjing gila yang sudah menggigit tujuh warga di daerah itu hingga saat ini belum berhasil ditangkap. Anjing gila ini dinilai sudah sangat meresahkan.

"Sejauh ini korban yang digigit anjing sudah tujuh orang, tentu ini sudah sangat meresahkan dan kami sudah terjunkan tim untuk mencari dan menangkap anjing itu," kata Saiful di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan, pihaknya telah menerjunkan personel untuk memburu anjing tersebut. Namun upaya pencairan terkendala ciri-ciri anjing yang kurang jelas. "Saya sudah perintahkan tim pertolonganuntuk keliling tapi kami bingung bentuk anjingnya ini tidak jelas karena tidak ada fotonya dan itu menjadi kendala kami," katanya.

Ia menjelaskan, pihaknya tidak mendapat keterangan spesifik mengenai ciri-ciri anjing yang telah menggigit tujuh orang korban tersebut.

Kata dia, berdasarkan keterangan saksi hanya menyebut anjing liar yang menggigit korban itu dengan ciri-ciri berwarna coklat saja. "Saksi hanya menyebut ciri-ciri anjing itu berwarna cokelat, kan kita bingung jadinya karena anjing berwarna cokelat itu banyak, tetapi yang jelas kalau sudah ditangkap anjingnya akan kita bunuh," paparnya.

Saiful menyebut, peristiwa gigitan anjing gila di Kota Bengkulu itu mulai terjadi sejak Selasa (15/9) dan korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara mulai dari pukul 11.00 WIB hingga 17.00 WIB.

Tiga di antara korban gigitan anjing itu merupakan anak-anak berusia dua tahun dan delapan tahun. Korban mengalami luka serius dibeberapa bagian tubuh seperti di bagian mata, mulut, dada, lengah tangan dan bagian kaki.

Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu AKBP Yalta Hasanudin Nuh membenarkan jika saat ini pihaknya sedang melakukan perawatan terhadap korban gigitan anjing tersebut.

Dia menyebut korban sudah dilakukan penanganan seperti tindakan operasi, suntik anti rabies (SAR) dan pemberian vaksin anti rabies (VAR). "Betul ada yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, tetapi saya belum bisa menjelaskan seperti apa kondisinya saat ini," demikian Yalta.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement