Rabu 16 Sep 2020 19:49 WIB

Mencetak Santripreneur Ala YAK dan GCNI

YAK dan CGNI bangun Islamic Entrepreuner Boarding School di Purwakarta

Yayasan Askar Kauny (YAK) yang berkolaborasi dengan Yayasan Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) mengembangkan Islamic Entrepreneur Boarding School setara SMA di Desa Neglasari, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Foto: Yayasan Askar Kauny
Yayasan Askar Kauny (YAK) yang berkolaborasi dengan Yayasan Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) mengembangkan Islamic Entrepreneur Boarding School setara SMA di Desa Neglasari, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA - Santri tak melulu belajar soal agama. Santri modern kini dibekali berbagai ilmu seperti wirausaha, teknologi hingga agrobisnis untuk menunjang masa depan santri agar mandiri.

Inilah yang dilakukan Yayasan Askar Kauny (YAK) yang berkolaborasi dengan Yayasan Global Cahaya Nubuwwah Insani (GCNI) mengembangkan Islamic Entrepreneur Boarding School setara SMA di Desa Neglasari, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 

Dengan luas lahan hingga tujuh hektare, YAK dan GCNI bermimpi mencetak para santri penghafal quran sekaligus memiliki bekal wirausaha untuk masa depannya. "Kami memiliki impian mencetak hafiz quran plus pengusaha alias santripreneur, technopreneur, agropreneur hingga sociopreneur," ungkap Direktur Askar Kauny Hilal Achmad.

Hilal menyatakan, lembaganya perlu mengawal santri siap mandiri dengan memberikan pendidikan tahfiz dan wirausaha saat mereka berada di sekolah atau pondok. Bersama GCNI, lembaganya ingin mencetak para pengusaha yang hafal 30 juz quran. "Jadi dengan metode menghafal Kauny yang mudah dan cepat, santri bisa hafal 30 juz. Dengan bekal wirausaha, para santri bisa jadi leader di perusahaan atau jadi pengusaha," beber Hilal.

 

Di Purwakarta, YAK dan GCNI juga membuat lembaga riset agrobisnis. Mereka mengajarkan para santri bertanam buah naga, jeruk, kurma, cabai dan tanaman lainnya. Kedepannya, kata Hilal, pihaknya juga akan mengembangkan ternak kambing hingga sapi.

Founder Askar Kauny ustaz Bobby Herwibowo menambahkan, para santri juga usai lulus bisa melanjutkan kuliah ke Jerman, Perancis, Turki, Taiwan hingga Selandia Baru. Dari kuota 60 siswa, jelas Usbob - sapaan akrab ustaz Bobby - saat ini sudah terisi 21 santri beasiswa penuh dari YAK dan GCNI. "Semoga kedepannya mereka bisa jadi future leader dan lulus sebagai hafiz quran," harap Usbob.

Sekolah GCNI didirikan pasangan suami-sitri Enny Tin Suryanti dan Anwar Ridho. Menurut Enny, metode menghafal quran semudah tersenyum dari Askar Kauny terbilang unik dan mudah diterapkan kepada para siswa. Ia berharap, kerjasama dengan YAK bisa berlanjut di berbagai bidang lainnya. "Harapan kami sinergi bukan hanya metode, tapi fundrising hingga pemberdayaan umat," harap Enny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement