Rabu 16 Sep 2020 10:05 WIB

Warga Negeri Jiran Peringati Hari Malaysia

Hari Malaysia merupakan momen bersatunya sejumlah negara bagian

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Hari Malaysia merupakan momen bersatunya sejumlah negara bagian dalam pemerintah federasi Malaysia. (ilustrasi)
Foto: Reuters
Hari Malaysia merupakan momen bersatunya sejumlah negara bagian dalam pemerintah federasi Malaysia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Warga di negeri jiran memperingati Hari Malaysia pada Rabu (16/9) yang dinyatakan sebagai hari libur nasional baik di semenanjung maupun Sabah dan Sarawak. Hari Malaysia merupakan momen bersatunya sejumlah negara bagian dalam pemerintah federasi Malaysia.

Staf Bagian Media Kantor Perdana Menteri Malaysia Hafiz Abdul Halim mengatakan Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin berada di Sabah dan Sarawak pada peringatan ini. Muhyiddin bakal menghadiri Majelis Peluncuran Manifesto Gabungan Rakyat Sabah, di Sutera Magellan Hotel, Kota Kinabalu, Sabah, pukul 14.00 .

Baca Juga

Kemudian pada pukul 20.00 Muhyiddin memberikan sambutan Hari Malaysia di Stadion Tertutup Sibu, Sarawak. "Lima puluh tujuh tahun yang lalu, ketika era kolonialisme mulai pudar Brunei, Sabah, Sarawak, Singapura, dan Persekutuan Tanah Melayu telah mengikat janji dalam negara yang kita kenali sebagai Malaysia," kata Menteri Besar (Gubernur) Selangor, Dato' Seri Amirudin Shari, dalam pernyataan Hari Malaysia.

Pada 16 September, ujar dia, lahirlah sebuah negara persekutuan yang dipanggil Malaysia disaksikan lebih 30 ribu orang di Stadion Merdeka. Tanah ini milik warga semua, bukan hanya satu kumpulan. Hanya ada Tanah Sabah, Tanah Sarawak, dan Tanah Malaysia bagi setiap rakyat Malaysia.

Sedangkan Sekjen Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Guan Eng berpendapat Hari Malaysia adalah saat merayakan perpaduan nasional dalam masyarakat yang beraneka dan integrasi nasional antara Semenanjung Malaysia, Sabah, dan Sarawak.

Dia mengatakan perpaduan dan integrasi nasional dapat dicapai apabila bersifat inklusif, berdasarkan saling menghormati, memberi peluang sama, dan memakmurkan seluruh rakyat Malaysia.

"Masa depan adalah milik anak-anak kita, bukan hanya milik satu golongan saja. Orang Melayu, China, India, Kadazan-Dusun-Murut, Iban, Dayak, dan Orang Asli. Kita semua adalah anak Malaysia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement