Selasa 15 Sep 2020 15:54 WIB

Uni Eropa Terus Perketat Regulasi Soal Emisi

Stabdar baru emisi Uni Eropa rencananya akan berlaku pada 2030.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Uji Emisi Kendaraan Gratis. Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup melakukan uji emisi gas buangan kendaraan bermotor roda empat di Jalan Pemuda daerah Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (10/7).
Foto: Fakhri Hermansyah
Uji Emisi Kendaraan Gratis. Petugas Suku Dinas Lingkungan Hidup melakukan uji emisi gas buangan kendaraan bermotor roda empat di Jalan Pemuda daerah Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Eropa adalah salah satu benua yang paling concern soal emisi gas buang kendaraan. Tak heran, sejumlah negara pun menerapkan regulasi emisi yang mengacu pada standar Euro.

Dilansir dari Car Advice pada Selasa (15/9), saat ini Uni Eropa pun sedang menggodok regulasi baru terkati emisi. Fokus utama dari pembahasan tersebut tentu adalah soal standar emisi yang semakin ketat.

Baca Juga

Pembahasan ini sendiri dilakukan sebagai tindak lanjut atas penerapan regulasi yang dimulai pada 2021. Meningat, tahun depan, Uni Eropa mulai menerapkan standar emisi Euro 6d.

Uni Eropa pun sudah harus mengambil kuda-kuda untuk menyongsong regulasi baru yang terangkum dalam lanjutan dari Euro 6d itu. Rencananya, standar baru itu akan mulai diterapkan pada 2030.

Tapi, saat ini belum dapat dipastikan nomenklatur apa yang akan ditetapkan dalam regulasi tersebut. Namun targetnya regulasi itu akan memangkas setengah dari emisi yang diatur dalam ambang batas Euro 6d.

Regulasi itu saat ini masih dalam wujud draf dan baru akan diterbitkan pada pekan depan. Draf ini nantinya akan jadi salah satu acuan bagi pabrikan untuk menentukan teknologi apa yang perlu diterapkan agar dapat memenuhi standar tersebut.

Berkaitan dengan soal emisi, baru-baru ini terdapat sebuah studi yang mengungkap soal emisi untuk mobil listrik. Kendaraan listrik dianggap jadi solusi mobilitas ramah lingkungan karena dihadirkan sebagai kendaraan rendah emisi. Untuk membuktikanya, hal itu pun didukung oleh sejumlah riset yang menyajikan kalkulasi emisi dari electric vehicle (EV).

Dilasir dari Green Car Reports pada Jumat (11/9), studi itu sendiri dilakukan oleh Eindhoven University of Technology. Salah satu studi yang dilakukan adalah dengan membandingkan emisi karbon dioksida dari VW e-Golf dan Toyota Prius.

Prius merupakan kendaraan hybrid dan dianggapp sebagai mobil paling irit bahan bakar. Dari studi itu, disebut bahwa emisi VW e-Golf lebih rendah 54 persen dibanding Prius.

Tak hanya itu, studi tersebut pun menguji jumlah emisi dari Tesla Model 3 dibanding Mercedes-Benz C220d dan Porsche Taycan S dibanding Bugatti Veyron. Hasilnya, Tesla dan Taycan mencatat emisi 65 persen dan 82 persen lebih rendah dibanding Mercedes-Benz C220d dan Bugatti Veyron.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement