Selasa 15 Sep 2020 15:18 WIB

Menyulap Limbah Daun Kering Menjadi Produk Kerajinan Tangan

Selama ini limbah daun kering hanya digunakan sebagai kompos/

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyulap daun kering menjadi produk kerajinan tangan yang unik dan bernilai ekonomis bernama FOLIART. Fo
Foto: Humas UNS
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menyulap daun kering menjadi produk kerajinan tangan yang unik dan bernilai ekonomis bernama FOLIART. Fo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil menyulap daun kering menjadi produk kerajinan tangan yang cantik, unik dan bernilai ekonomis bernama FOLIART. FOLIART menjadi salah satu Program Keativitas Mahasiswa (PKM) 2020 yang lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Keempat mahasiswa tersebut yakni Luluk Aristiani dari Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Naila Syafi’ina dan Fridha Fadhlurrahma dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Shifa Fauzia Quthrunnada dari Fakultas Teknik (FT).

Baca Juga

Ketua tim, Luluk, menjelaskan, FOLIART berangkat dari ide untuk mengolah limbah daun kering menjadi suatu produk yang estetik dan bernilai jual. "Limbah daun kering sangat mudah ditemukan di berbagai tempat dan terkadang menjadi masalah bagi lingkungan. Ini menarik mengingat limbah daun kering biasanya hanya diolah menjadi pupuk kompos atau produk pertanian lainnya dan bukan produk kerajinan tangan," kata dia, Senin (14/9).

Luluk menyatakan FOLIART memiliki keunikan tersendiri karena dibuat dari limbah daun kering. Beberapa produk FOLIART yang berhasil mereka kreasikan antara lain, kolase foto, siluet, line art, dan buket frame.

"Selain itu, adanya FOLIART dapat menjadi solusi bagi permasalahan lingkungan yakni sampah. Produk-produk kerajinan semacam ini juga memiliki prospek yang bagus karena masyarakat kerap menjadikannya sebagai bingkisan hadiah untuk acara wisuda, penikahan, ulang tahun, maupun acara-acara lainnya," ucap dia.

Luluk dan timnya mendapatkan sampah daun kering di wilayah kampus UNS yang terdapat banyak pohon rindang. Survei yang sudah dilakukan menunjukkan orang-orang tertarik dengan produk tersebut. "Hitung-hitung berinovasi sambil menangani permasalahan lingkungan yang ada. Terlebih, ide FOLIART ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kreatif," ujar Luluk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement