Selasa 15 Sep 2020 12:38 WIB

China Kejar Imigran Ilegal dari Myanmar untuk Cegah Covid-19

China melakukan penyelidikan besar-besaran pada imigran ilegal di perbatasan Myanmar

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Perbatasan Myanmar-China
Foto: arakanoilwatch.org
Perbatasan Myanmar-China

REPUBLIKA.CO.ID, RUILI -- Pemerintah China di kota yang berbatasan dengan Myanmar menindak imigran ilegal. Tindakan itu dilakukan setelah dua warga Myanmar dinyatakan positif virus corona.

"Penyelidikan menyeluruh berskala besar yang berfokus pada imigran ilegal akan dilakukan...di kota-kota kecil, desa dan komunitas, bisnis, hotel, kamar sewaan, restoran dan lokasi konstruksi," kata pejabat kota Ruili di provinsi barat daya Yunnan.

Baca Juga

Sejak akhir pekan ini, pejabat kota Ruili telah mengumumkan akan melakukan pencarian imigran ilegal. Hingga saat ini belum diketahui cara imigran ilegal tersebut masuk ke China. Investigasi yang dilakukan petugas mencakup semua area dan tidak melewatkan tempat-tempat yang kemungkinan bisa disinggahi.

Ruili merupakan kota perbatasan terbesar dengan Myanmar, tidak melaporkan kasus lokal apapun selama berbulan-bulan. Kota itu menutup perbatasan pada April dan memberlakukan langkah-langkah pengendalian epidemi pada pengemudi truk barang.

Kota meminta desa-desa di dekat perbatasan untuk tetap tutup. Setelah ada laporan kasus, pemerintah kota akan melakukan lebih banyak patroli perbatasan dan menindak orang-orang yang melintasi perbatasan secara ilegal atau menerima imigran ilegal.

Myanmar adalah produsen batu giok utama dan pemerintah Ruili juga telah memberlakukan pembatasan perdagangan giok di kota tersebut. "Vendor, staf manajemen, dan penyiar web langsung (penjualan) semuanya harus menjalani pengujian asam nukleat untuk virus dan hanya mereka yang memiliki hasil negatif yang dapat memasuki pasar (giok). Semua tindakan pencegahan epidemi harus diterapkan dengan ketat," kata pernyataan pemerintah kota itu.

Pemerintah kota juga menghimbau warganya untuk menunda pernikahan, melakukan pemakaman sederhana, dan menghentikan pertemuan untuk menghindari kerumunan.

Dikutip dari SCMP, warga Myanmar pertama yang dinyatakan positif virus corona adalah seorang perempuan berusia 32 tahun. Dia tidak menunjukkan gejala pada akhir pekan dan baru terlihat gejala pada hari berikutnya.

Sedangkan, orang kedua yang positif adalah seorang perempuan berusia 16 tahun dan dikirim ke Rumah Sakit Rakyat di Ruili setelah dipastikan terinfeksi pada akhir pekan. Lingkungan tempat pasien pertama tinggal diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit.

Kedua pasien tersebut adalah warga negara Myanmar dan masuk ke China melalui Ruili.  Komisi Kesehatan Yunnan melaporkan, provinsi itu memiliki tujuh kasus impor yang dikonfirmasi dan lima pembawa tanpa gejala pada akhir pekan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement