Selasa 15 Sep 2020 10:31 WIB

12 Miliarder Kian Kaya, Analis: Mereka Selusin Oligarki

Terlalu banyak kekuatan ekonomi dan politik di tangan dua belas orang.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kekayaan 12 Miliarder Ini Lampaui PDB Belgia, Analis: Mereka Selusin Oligarki. (FOTO: VOX)
Kekayaan 12 Miliarder Ini Lampaui PDB Belgia, Analis: Mereka Selusin Oligarki. (FOTO: VOX)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Menurut Institute for Policy Studies, kekayaan 12 miliarder teratas di AS telah meledak hingga lebih dari satu triliun dolar. Menurut analis, hal ini sangat mencolok mengingat kehancuran ekonomi yang lebih luas akibat pandemi virus corona.

"Ini adalah tonggak penting dalam sejarah kekayaan dan kekuasaan terkonsentrasi AS," kata Chuck Collins, direktur lembaga pemikir progresif yang berbasis di Washington D.C.

Baca Juga: Bill Gates: Pandemi Berakhir 2021, Jutaan Orang Akan Meninggal Sebelum Itu

"Terlalu banyak kekuatan ekonomi dan politik di tangan dua belas orang. Dari sudut pandang masyarakat demokratis dengan pemerintahan sendiri, ini mewakili Oligarchic Dozen (selusin oligarki)." tambahnya lagi.

Untuk diketahui, Oligarchic Dozen adalah suatu bentuk pemerintahan di mana semua kekuasaan dipegang oleh beberapa orang atau pada kelas tertentu.

Dilansir dari Market Watch di Jakarta, Selasa (15/9) sejak pandemi pertama kali meledak di AS pada bulan Maret lalu, "Oligarchic Dozen" telah menikmati lonjakan 40persen dalam kekayaan gabungan mereka, atau peningkatan sebesar USD283 miliar (Rp 4.207 triliun).

Pendiri Tesla, Elon Musk telah menjadi penerima manfaat terbesar, dengan kekayaannya pada 13 Agustus meningkat tiga kali lipat menjadi USD73 miliar (Rp1.085 triliun). Itu bahkan belum termasuk reli sengit di saham Tesla pada hari Senin, yang mendorong Musk ke posisi keempat dalam hal orang terkaya dunia di Bloomberg Billionaires Index.

"Total kekayaan Oligarchic Dozen lebih besar dari gabungan PDB Belgia dan Austria,” kata Omar Ocampo, seorang peneliti program IPS tentang ketidaksetaraan dan kesejahteraan umum. "Sementara itu, puluhan juta orang Amerika menganggur atau hidup dari gaji ke gaji, dan 170.000 orang telah meninggal karena COVID-19 di Amerika Serikat." tambahnya lagi.

The Oligarchic Dozen memulai awal yang buruk tahun ini, dengan kekayaan kolektif turun hampir USD100 miliar (Rp1.486 triliun) dari 1 Januari hingga 18 Maret. Tidak butuh waktu lama bagi kekayaan bersih mereka untuk pulih bahkan telah melampaui kekayaan mereka sebelumnya pada bulan September. Kecuali untuk Warren Buffett yang masih beberapa miliar kekurangan dari angka tahun lalu.

Dan bukan hanya Bezos dan kelompoknya yang telah melihat keberuntungan di tengah pandemi ini. Kompensasi untuk CEO secara keseluruhan telah naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun tahun lalu, dan diposisikan untuk naik lagi pada tahun 2020, menurut sebuah studi Economic Policy Institute yang dikutip oleh Washington Post.

Faktanya menurut penelitian, rasio gaji antara kepala eksekutif dan pekerja di 350 perusahaan terbesar di Amerika telah melebar menjadi 320 banding 1.

Adapun 12 miliarder yang semakin kaya di tengah pandemi adalah Jeff Bezos, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Warren Buffett, Elon Musk, Steve Ballmer, Larry Ellison, Larry Page, Sergey Brin, Alice Walton, Jim Walton dan Rob Walton.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement