Selasa 15 Sep 2020 10:32 WIB

Strategi Bank BUKU II Jaga Keberlangsungan Bisnis

Pembatasan jam operasional bank selama pandemi berdampak pada bisnis perbankan.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
 Petugas melakukan aktivitas di kantor cabang Bank Mantap, Jakarta (ilustrasi). Bank Mandiri Taspen (Mantap) termasuk bank kelompok BUKU II.
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas melakukan aktivitas di kantor cabang Bank Mantap, Jakarta (ilustrasi). Bank Mandiri Taspen (Mantap) termasuk bank kelompok BUKU II.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memberi dampak pada industri perbankan. Kondisi ini membuat pelaku industri memasang strategi untuk mempertahankan bisnisnya.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (15/9) beberapa bank kelompok BUKU II menyampaikan strateginya dalam mempertahankan kelangsungan usaha di tengah kondisi pandemi. Salah satunya PT Bank Mandiri Taspen melakukan penyesuaian anggaran OHC atas biaya-biaya variabel atau efisiensi.

Baca Juga

Saat ini, perseroan melakukan perubahan strategi marketing menjadi telemarketing dan SMS blast yang semula lebih banyak dengan interaksi langsung. Perseroan juga bersinergi dengan induk Bank Mandiri untuk mendapatkan referal funding dengan rate rendah.

Strategi lainnya adalah Bank Mantap melakukan restrukturisasi kredit sesuai dengan relaksasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun upaya berikutnya yakni menunda sementara aktifitas atau inisiatif nonregulatory untuk mengurangi penggunaan dana.

Perseroan juga melakukan selektif rekrutmen pegawai baru dan memperbanyak sales force dengan sistem pay by performance.

Pada kondisi saat ini yang berdampak pada pembatasan operasional, Bank Mantap melakukan penyesuaian jam operasional kantor dan layanan cabang, jam operasional layanan cabang Jakarta, dan selain Jakarta (Bodetabek), Jawa Barat, dan Kalimantan menjadi pukul 09.00-14.00 waktu setempat.

"Adanya setop booking kredit untuk segmen mikro usaha dan ritel usaha," demikian penjelasan perseroan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia.

Kemudian PT Bank Victoria International Tbk melakukan restrukturisasi debitur-debitur kredit yang bisnisnya terdampak Covid-19. Perusahaan selektif dalam mengucurkan kredit baru agar pertumbuhan bisnis dan kualitas kredit tetap terjaga.

"Menjaga agar suku bunga simpanan tetap kompetitif, tetapi biaya dana dan likuiditas tetap terjaga," demikian penjelasan dari  Bank Victoria.

Perusahaan juga mempromosikan corporate branding, produk-produk dan keunggulan fitur perbankan  yang dimiliki dan mendorong agar nasabah melakukan transaksi perbankan melalui platform digital (mobile banking dan internet banking, baik individual maupun corporate).

Strategi terakhir yaitu menempatkan kelebihan likuiditas pada investasi yang relatif aman, tetapi memiliki yield yang cukup baik. Bank Victoria menyampaikan kondisi saat ini berdampak pada pembatasan operasional berupa pembatasan jam kerja di kantor pusat dan diberlakukan shift kerja.

Selanjutnya PT Bank Mestika Dharma Tbk melakukan edukasi kesehatan kepada karyawan dan nasabah. Sebab kunci keberlangsungan usaha adalah eksistensi para stakeholder.

Perusahaan membangun komunikasi yang lebih baik kepada para nasabah, baik nasabah kredit maupun funding. Langkah ini agar tetap menjaga kepercayaan dan mendengar secara cepat kebutuhan para nasabah.

Dari sisi lain juga agar memastikan para nasabah kredit tetap melakukan pembayaran kewajiban kreditnya dengan baik. Perusahaan berupaya melakukan ekspansi usaha dengan selalu menjaga aspek kehati-hatian dan keselamatan juga kesehatan.

“Di samping itu, bank mengajak para nasabah untuk lebih banyak melakukan transaksi keuangan secara electronic banking. Dalam hal ekspansi kredit, dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia," jelas perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement