Selasa 15 Sep 2020 09:30 WIB

Dibuka Menguat, IHSG Rawan Aksi Profit Taking

Hari ini pelaku pasar menunggu rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi. Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika
Petugas kebersihan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi. Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada Selasa (15/9). Di awal perdagangan, indeks saham menguat 18 poin ke level 5.187,27. Selang beberapa menit kemudian, IHSG berbalik arah ke zona merah dan terkoreksi hingga 33 poin ke level 5.128,06.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma, mengatakan, pergerakan pasar hari ini akan dipengaruhi sentimen dalam negeri. Salah satunya, terkait data-data ekonomi yang akan dirilis pada hari ini.

Baca Juga

"Perdagangan hari ini, pelaku pasar akan menunggu rilis data ekspor impor serta neraca perdagangan Indonesia bulan Agustus 2020," kata Suria, Selasa (15/9).

Adapun Konsensus Trading Economic memproyeksikan impor masih tertekan -20,6 persen secara yoy dan ekspor masih turun -5,8 persen secara yoy. Sehingga, neraca perdagangan kembali diproyeksi mengalami surplus 2,16 miliar dolar AS.

Suria pun memproyeksi IHSG sepanjang perdagangan hari ini berpotensi melanjutkan penguatan. Namun, ia mengingatkan investor agar berhati-hati atas rawannya aksi profit taking setelah IHSG ditutup menguat dua hari berturut-turut.

Dari luar negeri, pasar saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan semalam. Dow Jones naik 1,18 persen, S&P 500 naik 1,27 persen dan Nasdaq naik 1,87 persen. Kenaikan didukung penguatan beberapa saham teknologi seperti Tesla yang menguat 12,58 persen dan Apple menguat tiga persen.

"Sentimen positif datang dari perkembangan uji coba vaksin AstraZeneca di mana otoritas kesehatan Inggris kembali mengizinkan kelanjutan uji klinis," tutur Suria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement