Selasa 15 Sep 2020 04:49 WIB

Produksi Migas Pertamina 884 Juta Barel per Hari

Pertamina juga tetap akan melakukan progres pembangunan kilang.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kanan) mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2020). Rapat tersebut membahas tugas dan fungsi ISC sebagai pengganti Petral untuk impor minyak mentah dan BBM, rencana Pertamina dalam penggunaan BBM ramah lingkungan serta progres dan proyeksi keterjaminan penyediaan Elpiji 3 Kg kepada rakyat pada 2020-2024 sesudah restrukturisasi PT Pertamina (Persero) Subholding Pemasaran.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati (kanan) mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/8/2020). Rapat tersebut membahas tugas dan fungsi ISC sebagai pengganti Petral untuk impor minyak mentah dan BBM, rencana Pertamina dalam penggunaan BBM ramah lingkungan serta progres dan proyeksi keterjaminan penyediaan Elpiji 3 Kg kepada rakyat pada 2020-2024 sesudah restrukturisasi PT Pertamina (Persero) Subholding Pemasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak pandemi covid-19 dan juga anjloknya harga minyak dunia memaksa PT. Pertamina (Persero) tak capai target migas. Hingga september ini, produksi migas Pertamina tercatat 884 juta barel per hari.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan perusahaan tetap berupaya melakukan aktivitas operasional di tengah pandemi. Namun, meski demikian produksi Pertamina terdampak.

 "Kita mengalami triple shock. Harga minyak turun, jadinya oversupply. Ini menjadi pukulan pertamina. Namun kami di hulu tetap berupaya untuk mempertahankan produksi. Hari ini kami produksi di 884 juta barel per hari," ujar Nicke dalam diskusi virtual, Senin (14/9) malam.

Selain tetap mempertahankan produksi, Pertamina tetap akan melakukan progres pembangunan kilang. Nicke mengatakan proyek strategis pembangunan enam kilang tetap berjalan.

 

"Ini tetap kita lakukan. Pada saat covid daerah ditutup pun, semua fasilitas berjalan. Kita mau melibatkan tenaga kerja langsung 1,2 juta. Kalau fasilitas kita tutup ini juga akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja," ujar Nicke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement