Senin 14 Sep 2020 17:18 WIB

Laporan: Iran Berencana Bunuh Dubes AS untuk Afsel

Rencana pembunuhan itu disebut sebagai aksi balasan atas kematian Qasem Soleimani.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Merunut Jejak Qasem Soleimani
Foto: Republika
Merunut Jejak Qasem Soleimani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah laporan yang diterbitkan Politico pada Senin (14/9) pagi waktu setempat menyebut bahwa Iran tengah mempertimbangkan upaya pembunuhan terhadap duta besar Amerika Serikat (Dubes AS) untuk Afrika Selatan (Afsel) Lana Marks. Sumber Politico mengungkapkan, Marks menjadi sasaran karena kedekatannya dengan Presiden Donald Trump serta untuk menghindari pembunuhan di Eropa.

Seperti dilansir laman The Jerusalem Post, laporan tersebut mengutip beberapa sumber intelijen AS dan dokumen ancaman global CIA. Rencana Republik Islam itu disebutkan sebagai bentuk pembalasan atas pembunuhan terhadap komandan Garda Revolusi Iran Jenderal Qasem Soleimani pada Januari lalu.

Baca Juga

Teheran sempat membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak, namun tak memberi pukulan telak buat AS. Sebagian besar pejabat intelijen Israel dan AS mengatakan kepada The Jerusalem Post pada saat itu bahwa kemungkinan akan ada pembalasan lebih lanjut atas pembunuhan Soleimani.

Kini, serangan juga dapat digunakan dalam bentuk  tujuan merusak persepsi kekuatan AS yang sedang berusaha untuk menyelaraskan kembali Timur Tengah melawan Ayatollah dengan kesepakatan normalisasi antara Israel dan Uni Emirat Arab dan Bahrain. UEA dan Bahrain sama-sama bekerja sama dengan Israel dan AS melawan  hegemoni Iran untuk wilayah tersebut.

Pembunuhan dubes AS jika terlaksana juga dapat melemahkan Presiden Donald Trump dalam kampanye pemilihannya atau menariknya ke babak baru konflik. Politico mengatakan bahwa para pejabat AS telah mengetahui ancaman umum terhadap Dubes Lana Marks sejak musim semi.

Namun, laporan tersebut mengatakan, bahwa intelijen tentang ancaman terhadap duta besar telah menjadi lebih spesifik dalam beberapa pekan terakhir. Intelijen mencatat bahwa kedutaan besar Iran di Pretoria terlibat dalam plot tersebut.

Rencana matang belum ditetapkan, dan Teheran juga masih mempertimbangkan opsi lain untuk pembalasan.

Marks (66 tahun) dilantik sebagai duta besar AS Oktober lalu

Sumber-sumber Politico mengatakan Marks menjadi sasaran karena kedekatannya dengan Trump. Iran dilaporkan telah mengoperasikan jaringan klandestin di Afrika Selatan selama beberapa dekade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement