Senin 14 Sep 2020 16:58 WIB

Survei Kedai Kopi: Kesehatan Lebih Penting Dibanding Ekonomi

Mayoritas publik ingin pemerintah segera merampungkan masalah pandemi Covid-19.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Petugas kesehatan beraktivitas saat uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Senin (14/9). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa menjalani penyuntikan kedua sebagai relawan uji klinis fase tiga vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas kesehatan beraktivitas saat uji klinis fase tiga vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Jalan Dadali, Kota Bandung, Senin (14/9). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa menjalani penyuntikan kedua sebagai relawan uji klinis fase tiga vaksin Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil riset yang dilakukan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mendapati bahwa mayoritas publik ingin pemerintah segera merampungkan masalah pandemi. Masyarakat ingin agar penyelesaian itu mengutamakan sisi kesehatan dibanding ekonomi.

"Sebesar 75,5 persen masyarakat Indonesia menyatakan kesehatan lebih penting daripada ekonomi terutama pada situasi pandemi Covid-19 ini," kata Direktur Eksekutif KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, Senin (14/9).

Baca Juga

Survei dilaksanakan secara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Survei dilakukan dengan mewawancarai 1.200 responden yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia pada 18 Agustus hingga 6 September.

Kunto mengatakan, hasil survei saat ini masih sejalan dengan temuan riset sebelumnya pada Juni lalu. Dia mengungkapkan, survei pada Juni lalu mendapati bahwa 63,4 persen masyarakat juga memilih kesehatan daripada ekonomi.

"Jadi ada peningkatan persepsi terhadap pentingnya kesehatan sebanyak 11 persen dalam rentang waktu Juni hingga September ini," katanya.

Publik sepakat bahwa pandemi Covid-19 ini memang memiliki dampak terhadap perekonomian masyarakat. Mengacu pada hasil survei, sebesar 27,2 persen responden menyatakan kalau penghasilan mereka lebih buruk dibandingkan sebelum pemberlakuan kebiasaan baru.

Sementara, 47,1 persen menyatakan bahwa tidak ada yang berubah dari penghasilan mereka. Sedangkan, 25,2 persen menyatakan bahwa penghasilan mereka justru lebih baik setelah pemberlakuan kebiasaan baru.

Seperti diketahui, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia tercatat mengalami peningkatan 3.141 pada Senin (14/9) ini. Penambahan itu membuat total keseluruhan kasus infeksi Covid-19 di Nusantara mencapai 221.523 orang dari 34 provinsi.

Angka kesembuhan juga mengalami peningkatan 3.395 orang dengan total kasus sembuh mencapai 158.405 orang. Meski demikian, angka kematian juga bertambah 118 orang dengan total kasus berujung pada meninggal dunia sebanyak 8.841 orang.

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginjak rem darurat dengan mengetatkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) - (republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement