Senin 14 Sep 2020 09:14 WIB

Al Khanza, Penyair dan Motivator Perang

Rasulullah mengakui kepiawaian Al Khanza.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Al Khanza, Penyair dan Motivator Perang. Foto: Ilustrasi Muslimah
Foto: Mgrol120
Al Khanza, Penyair dan Motivator Perang. Foto: Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Al-Khanza binti Umar bin Kharis bin Syarif dinobatkan sebagai wanita paling mahir dalam hal bersya'ir dan motivator perang pada masa Rasulullah. Rasulullah manusia muliapun mengakui kepiawaian Khanza dalam bersyair dan semangatnya Khanza berparang melawan musuh Allah SWT.

Khanza masuk Islam bersama dengan kaumnya dari Bani Salim, kemudian mengumumkan keislamannya dan menganut aqidah tauhid. Setelah dia, masuk Islam, Khanza pun bersyair. "Dulu aku menangisi kehidupanku, namun sekarang menangis karena takut akan siksa neraka."

Baca Juga

Amat baik keislaman Khanza, sehingga dirinya menjadi lambang yang cemerlang dalam hal keberanian rumah kebesaran jiwa dan kemuliaan bagi sosok wanita muslimah. Rasulullah SAW sendiri pernah memintanya untuk bersyair,"

Teguh Pramono dalam bukunya 100 muslim terhebat sepanjang masa, inspirasi para muslim yang dicatat dengan tinta emas sejarah, menceritakan dalam sebuah forum, Rasulullah tak segan membanggakan Khanza dalam masalah syair.  

 

Suatu ketika, Adi bin Hatim datang kepada Rasulullah SAW dan berkata.

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya di tengah-tengah kami ada orang yang paling ahli dalam syair, ada juga orang-orang yang paling dermawan di antara manusia dan orang yang paling ahli dalam menunggang kuda."

Kemudian, Rasulullah SAW bertanya, Siapakah nama mereka?"

Adi bin Hatim menjawab, "Adapun orang yang paling ahli bersyair adalah Al-Qaia bin Hajar, sedangkan yang paling dermawan adalah Hatim bin Saad (yakni bapaknya Adi), dan yang paling ahli dalam berkuda adalah Amru Bin Ma'di Karib."

Kemudian, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak benar apa yang kamu katakan. Adapun orang yang paling ahli dalam syair adalah Khanza binti Amru, yang paling dermawan adalah Muhammad Rasulullah SAW sedangkan yang paling ahli berkuda adalah Ali bin Abu Thalib."

Begitu piawainya Khanza salam bersyair, sehingga banyak orang yang berkata, "Telah dikumpulkan para penyair dan ternyata tidak didapatkan seorang wanita yang lebih ahli tentang syair daripada beliau."

Khanza merupakan muslimah yang memiliki kedudukan dan prestasi yang mengagumkan dalam perjuangan menegakkan Islam dan membela kebenaran. Ia turut menyertai berbagai peperangan bersama kaum muslimin dan selalu memperoleh kemenangan.

Ketika Mutsanna bin Haritsah asy-Syaibani berangkat ke Qadisiyah di masa Umar Bin Khattab ra, Khanza turut berangkat bersama keempat putranya untuk menyertai pasukan tersebut, di malam ketika para pasukan sedang bersiap menghadapi musuh, Khanza mengumpulkan keempat putranya untuk memberikan pengarahan kepada mereka.

Khanza ingin mengobarkan semangat berperang anak-anaknya agar mereka tidak lari dari peperangan, serta agar mereka mengharapkan Syahid di jalan Allah.

Alkhanza berkata. "Wahai anak-anaku , sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan. Kalian telah berhijrah dengan sukarela dan demi Alla tiada Illah selain Dia. Sesungguhnya kalian adalah putra dari seorang wanita yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian. Kalian juga tidak pernah memerlukan paman, kalian tidak pernah merusak kehormatan kalian, dan tidak pula berubah nasab kalian. Kalian mengetahui apa yang telah Allah janjikan bagi kaum muslimin, berupa pahala yang agung bagi yang memerangi orang-orang kafir. Dan, ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik dari negeri yang fana (binasa)"

Kemudian Khanza membakar semangat anaknya berjihada dengan menggunakan ayat Alquran surah Ali Imran ayat 200  yang artinya.

"Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiapa siaga di perbatasan negeri mu, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung."

Alkanza berpesan kepada anak-anaknya. Ia berpesan, ketika datang waktu esok, jika Allah menghendaki kalian masih selamat, persiapkanlah diri kalian untuk memerangi musuh dengan penuh semangat dan mohonlah kepada Allah untuk kemenangan kaum muslimin.

Jika kalian melihat orang yang telah berkecambuk, ketika api telah berkobar, maka terjunlah ke medan laga.

"Bersabarlah kalian menghadapi panasnya perjuangan, niscaya kalian akan berjaya dengan rampasan perang dan kemuliaan atau Syahid di negeri yang kekal," katanya.

Keempat putranya mendengar wejangan tersebut. Kemudian mereka keluar dari tenda ibunya dengan tekad kuat dan hati mantap untuk melaksanakan nasihat ibunda mereka.

Begitu cintanya Khansa kepada agama Allah sehingga ketika akan perang anak-anaknya terus dibakar semangat melalui syair-syairnya indah. Setelah mendengarkan syair dari ibunya, anak-anak Khansa bergegas pergi menuju meda pertempuran dengan memegang teguh pesan-pesan dari ibunya. Kempat anak Khanza akhirnya meninggal dunia di medan perang. Namun demikan kabar itu tak menjadikan Al-Khanza sedih, dia malah tersenyum dan bersyukur kepada Allah.

Setelah mendengarkan kabar tersebut Khansa berkata. "Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan diriku dengan sahabatnya mereka. Aku berharap kepada Rabbku agar Dia mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya."

Umar Bin Khattab yang mengetahui betul keutamaan Alkhanza dan putra-putranya senantiasa memberikan bantuan yang merupakan jatah keempat anaknya kepada ibunda hingga beliau wafat. Penyair Alkhanza wafat di Badiyah pada awal kekhalifahan Utsman bin Affan pada tahun 24 Hijriyah.

Awalnya Khanza dikenal sebagai penyair ketika saudaranya, Shakhr meninggal. Saat itu, ia membaca syair dengan ratapan menyedihkan, sehingga syair tersebut menjadi syair duka cita yang paling terkenal di Arabia.

Beritkut Syair ciptaan Khanza yang terkenal.

"Menangislah dengan kedua matamu atau sebelah mata. Apakah aku akan kesepian karena tiada lagi penghuni di dalam rumah?

"Kedua mataku menangis dan tiada akan membeku. Bagaimana mata tidak menangis untuk Shakhr yang mulia. Bagaimana mata tidak menangis untuk sang pemberani. Bagaimana tidak menangis untuk seorang pemuda yang luhur."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement